Sejak kejadian malam itu keesokan harinya bahkan sampai 3 hari askal tidak masuk sekolah.Bukan hanya itu,askal yang biasanya selalu menghubunginya setiap kali azmi tak terlihat di depannya kini bagai di telan ikan paus tidak ada komunikasi sama sekali.Azmi dibuat bingung sendiri olehnya.
Bahkan Rika pun juga bingung terhadap sahabatnya ini.Belakangan ia perhatikan azmi selalu uring-uringan di sekolah.Ia tak tahu apa penyebabnya karena azmi selalu tertutup dengannya walaupun mereka berteman baik.
Hari kelima askal belum nongol juga di kelas.Hal ini semakin membuat azmi murka.Ia merobek kertas yang ada dihadapannya dengan api kemarahan yang meluap-luap hingga nafasnya terengah-engah.
"Azmi lo kenapa?Cerita sama gue.Sudah lima hari lo kayak gini tanpa cerita apa penyebab lo kayak gini.Gue ini sahabat lo Az,gue merasa membenci diri gue sendiri saat sahabat gue menderita namun gue nggak tahu apa masalahnya."air mata beberapa hari ini ditahannya untuk keluar kini tak sanggup dibendungnya lagi.Rika menangis dalam diam,azmi juga.Mereka sama-sama menangis.Untung saat ini hanya ada mereka berdua dikelas karena yang lain pada istirahat.
"Gue kenapa kayak gini,Rik?Kenapa?Apa yang terjadi sama gue?Kenapa hanya karena seorang laki-laki membuat gue jatuhkan air mata sahabat tersayang gue,hmm?I'm sorry ,Erika."ia menggenggam tangan rika dipangkuannya.
"Lo nggak perlu minta maaf.Ini salah gue karena nggak ada saat lo butuh.Maafin gue juga,az."ia akhirnya terisak
"Lo nggak salah,rik.Dia yang salah disini.Jadi jangan menyalahkan diri sendiri,okay."ucap azmi dengan menghapus air mata rika.
"Jadi,ceritakan ke gue apa masalah lo saat ini,mungkin gue bisa bantu.Nggak usah sungkan sama gue.Kita ini sahabat.Ingat?!"ucap rika dengan senyum.
Ada jeda disana.Azmi sedikit ragu membeberkan apa yang belakangan ini ia rasakan.Namun,mau tak mau ia harus mengatakannya pada rika karena ia tak ingin sahabatnya makin terluka olehnya.Dan,ia juga tak ingin selalu memendam perasaannya sendiri.Sudah cukup selama ini ia sendirian.Kini ada rika yang selalu ada untuk mendukungnya.
"Gue nggak tahu kenapa rik,perasaan ini terahir gue rasakan setahun yang lalu namun kini muncul kembali.Awalnya gue takut mengakui ini tapi semakin hari perasaan ini semakin kuat.Gue belakangan ini berusaha melupakannya tapi tidak bisa.Bayangannya selalu menghantui gue,rik.Gue harus bagaimana?"azmi kembali terisak.Rika dengan sigap memeluk sahabatnya itu dan mengelus punggungnya untuk menyalurkan kekuatan.
"Dia siapa?Kenapa lo sampe kek gini sama dia?lo suka sama dia,hm?"azmi hanya diam dalam pelukan rika.Namun akhirnya dia mengangguk juga.Hal itu menerbitkan senyum di bibir rika.
"Tapi gue benci ini ,rik.Gue benci.Setiap kali gue merasakan ini ujungnya gue selalu tersakiti.Bahkan gue pun belum tahu dia suka sama gue apa nggak.Gue benci ketika gue merasa gue penting dihidupnya padahal nggak.Gue benci di posisi itu yang kesekian kalinya rik.Dan lo tahu apa yang dia lakukan setelah buat gue terbang?dia ninggalin gue rik.Padahal janjinya ia nggak akan buat gue marah bahkan menangis." Azmi sesenggukan di pelukan rika.Sedangkan rika hanya diam mendengar curahan hati sahabatnya.
"Gimana kalo nanti sepulang sekolah kita ke suatu tempat untuk lo curhat.Disana lo lebih leluasa bicara.Nah,sekarang mau ada kelas.Lo cuci muka dulu gih.Malu dilihat temen."azmi mengangguk dan pergi ke toilet.
Rika menekan tombol pause dan menyimpan rekaman itu untuk dikirimkan ke seseorang.
Sepulang sekolah mereka bersama-sama pergi ke tempat yang memang sangat cocok untuk azmi bercerita.Senja itu hanya beberapa orang yang berlalu lalang di jalan itu karena jalan beraspal ini adalah pembangun jalan baru yang baru saja selesai dikerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN SENJA [ TAMAT ]
FanfictionFollow dulu ya! Janji aku follback😉😊 "Sudah cukup aku terluka ma!Dari awal sampai sekarang akulah korban dari semua ini!Mama nggak ngerti,gimana perasaanku saat melihat mereka berdua bermesraan di depan mata ku?Mama nggak faham gimana rasa sakit y...