43

41 2 0
                                    

"APA?!NANTI MALAM?!TAPI VENA MASIH DI RUMAH SAKIT MA." Azmi berdiri dengan rahang mengeras.

"Iya sayang,tapi sore ini Vena di bolehkan pulang.Jadi keluarga om Rony sudah menyiapkan segala keperluan acara pertunangan mereka sejak lama hari.Kamu..hadir ya."mamanya menatap azmi penuh harap.Tapi,apakah mereka tidak berfikir bagaimana perasan azmi?

Tidakkah mereka faham gimana rasa sakit melepas orang yang sangat dicintainya setengah mati dan kini dia harus menyaksikan orang yang dikasihi bertunangan di hadapannya?Bahkan sama sepupunya sendiri?!

Dimana letak akal kedua orang tuanya itu?Biarlah Azmi kini memaki ortunya dalam hati.Dia kelewat emosi.Bisa-bisanya api dalam dirinya yang mulai redup kini di sulut kembali?

Siapa yang nggak sakit melihat seseorang yang kita cintai menggandeng orang lain?Siapa yang nggak sakit hatinya saat di tinggal selagi masih sayang sayangnya?Demi keadaan,cinta yang telah Azmi rajut bersama Askal harus terputus.Dan demi keadaan pula keduanya memilih jalan sendiri sendiri.Tak menghiraukan rasa berkecamuk mencabik cabik relung hatinya.Tak menoleh luka yang masih basah.Dan tidak melakukan sesuatu yang bisa merubah keadaan.Keadaan di mana  mereka bisa bersama kembali.

"Azmi nggak mau ma."ucapnya pelan terdengar putus asa.

"Mama mohon,Azmi.Untuk sekali ini saja.Yaa?"

"Sudah cukup aku terluka ma!Dari awal sampai sekarang akulah korban dari semua ini!Mama nggak ngerti,gimana perasaanku saat melihat mereka berdua bermesraan di depan mata ku?Mama nggak faham gimana rasa sakit yang saat ini aku pendam?Mama nggak ngerti? Ha?"tangis Azmi pecah.Ia tak peduli  dengan orang di sekitarnya.Sesak memenuhi dadanya.Ia tak sanggup menopang ini sendiri.Azmi nggak sanggup.

"Dimana letak pikiran kalian sampai menyuruhku datang menemui mereka yang melangsungkan tunangan?!Sedangkan orang itu adalah TUNANGANKU yang dirampas oleh sepupuku sendiri,dimana letak pikiran kalian,dimana?!!!"Azmi meraung dan bersimpuh di lantai.Ia menekan kata 'Tunanganku dengan tangan menunjuk dirinya.Air mata itu kini terjatuh kembali.Untuk yang kesekian kalinya.Lagi.

"Katakan padaku apa yang harus aku lakukan,Ma?Apa yang harus ku lakukan,pa?Apa yang harus ku perbuat,bang?Apa?"Azmi menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya di lantai.Wajahnya tertunduk.Ia tak tahu bagaimana ekspresi kedua ortunya bahkan David sekalipun.

Namun Azmi dapat mendengar hela napas berat dari sang Papa dan isakan kecil dari mamanya.

"Dek,tapi jika kamu nggak dateng,mereka akan menertawakanmu.Apa kamu mau mereka merasa menang?Jangan menangis dek.Katakan,apa yang harus abang lakukan agar kamu nggak menangis lagi?Katakan sekarang.Akan abang lakukan demi kamu."David merengkuh tubuh azmi yang terasa lebih kurusan sekarang.Azmi bergetar hebat lantaran tangisannya.Lalu ia membalas pelukan David sambil menggeleng.

"Nggak bang.Aku nggak akan biarin mereka merasa menang..ini adalah baru  awal dari segalanya..hiks..aku akan datang,di acara pertunangan mereka."Azmi menatap kosong kedepan.David tiba tiba merasa aura dingin mengelilingi ruangan itu.Dia hanya berharap semoga adik tercintanya ini tidak melakukan hal di luar perkiraan yang dapat membuatnya menanggung resiko yang besar.Semoga saja.

**

Di mobil Azmi hanya diam dan menatap keramaian jalan.Gaun indah dengan warna hitam polos tak menggelitik hatinya untuk sekedar mengagumi kecantikannya malam ini.Hatinya dilingkupi rasa hampa,perih dan kecewa menjadi satu di hatinya.Menggumpal sangat besar seakan akan bisa meledak kapan saja.

"Are you oke,azmi?"tanya David yang sedang mengemudi.Sedangkan kedua ortunya di kursi penumpang belakangnya.Semua tatapan mengarah pada azmi.

"Im fine."azmi menjawab tanpa menoleh mengahadap David.Helaan napas berat terdengar keras dari papanya.

PESAN SENJA  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang