42

42 2 0
                                    

Azmi dan David kembali ke dalam dan melihat ternyata Vena sudah di pindahkan ke ruang rawat.Tapi azmi tak melihat tanda tanda keberasaan askal disana.Kemana anak itu?

"Vena,kamu udah baikan?"david berusaha mencairkan suasana ketika merasakan adanya perang batin antara vena dan azmi saat bertatapan.

"Oh,aku baik kok,kak.K-kak azmi apa kabar?"

"Gue baik."ucapnya cepat dan memalingkan muka.

"Roni,kami ingin berpamitan.Kalian tidak apa-apa kan sendiri di sini.Biar  besok azmi menjaga vena dan kalian kerumah untuk membersihkan diri.Bagaimana?"

Azmi melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan papanya barusan.Yang benar saja azmi harus nemani vena?Bisa bisa azmi khilaf dan menjambak vena yang telah membuat emosinya naik turun akibat kejadian ini.

"Tapi pa.."

"Iya,kak.Kami akan ke rumah kamu setelah azmi datang besok."ucap Sely dengan senyum manis.Tapi,benar atau hanya perasaan azmi saja,ia melihat senyum itu membawa arti lain.Seperti rasa kemenangan dan..sinis.

**
Di kamar azmi.

"Aku nggak mau besok kesana.Aku pengen tidur sampe siang.Lagian kan aku sudah lulus."ucapnya cemberut saat baru tiba di rumah.Sedangkan mamanya hanya menggeleng.

"Azmi kamu nggak boleh gitu.Kamu harus tunjukin kalo kamu wanita yang tangguh.Jangan perlihatkan kekalahanmu pada mereka.Mama nggak mau anak mama di remehkan." mamanya berkaca kaca.Ibu mana yang nggak sedih saat anak perempuannya harus menggagalkan pertunangan yang akan menuju tingkat pelaminan harus dibatalkan begitu saja hanya untuk menyelamatkan nyawa orang.

"Ma,aku salah nggak sih kalo merasa marah sama vena?"cicitnya merunduk

"Sayang..kamu boleh merasakannya.Dan itu wajar.Tapi jangan terlalu hanyut dalam amarah.Itu bisa saja membawamu kedalam masalah.Mama harap keputusan kamu ini adalah yang terbaik.

Azmi memeluk mamanya.Sedih?tentu.Marah?iya.Kecewa?banget.Tapi,yasudahlah.Mungkin ini sudah takdir yang harus ia perankan.

"Oh iya.Kamu beneran tidak jadi ambil kuliah di Turki kan?oma sempat telvon kemarin."

"Iya ma.Tapi..entahlah.Aku bingung.Jika aku terus disini,aku takut ngga bisa lupain askal ma."

"Mama yakin kamu bisa lupakan dia."mamanya tersenyum bentuk dukungannya.

"Yaudah kamu tidur dulu ya.Udah malam."

"Iya ma,good night."

"Night sayang."

Azmi berbaring di tempat tidurnya dengan mata menatap langit langit setelah mamanya keluar.Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya.Jadi orang yangdijodohkan dengan askal itu vena?Lalu kenapa askal tak memberitahukannya? Dan kenapa ia tak pernah tahu?

Ah,sudah lah.Ia tak ingin berlarut larut dalam masalah ini.Yang sudah berlalu biarlah berlalu.Meski itu membuat nyeri dalam hatinya.Memang tak banyak air mata yang keluar.Namun,sakit yang teramat sangat.Sakit tapi tak berdarah.

Azmi mulai memejamkan mata berharap esok hari perasaannya jauh lebih baik.Berharap rasa sakit hatinya pergi bersama malam yang ia lewati.

**

"Azmi,kamu sudah siap ke rumah sakit sekarang?"mamanya bertanya dengan nada cemas.

Dengan menghela napas azmi menjawab
"Iya ma.Mama ada titip?"

"Nggak.Pulangnya hati-hati ya."

"Iya,azmi berangkat dulu."

**

PESAN SENJA  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang