29

18 3 0
                                    

Keesokan harinya sepulang sekolah askal menunggu azmi yang sedang membereskan bukunya untuk dimasukan kedalam tas dan pulang.

Ia memperhatikan setiap gerakan yang azmi lakukan tanpa berkedip.Hingga ia dikejutkan azmi yang sudah ada di depannya.

"Woy!Nglamun aja.Udah ayo pulang."azmi menarik tangan askal dan menuju parkiran.Sampai disana keadaan lumayan sepi.Lantas mereka melajukan motor membelah jalan raya yang membentang menuju rumah azmi.

"Kamu saya antar pulang dulu dan saya pulang sebentar mau ganti baju.Setelah itu kita berangkat." Ucap askal diatas motor dan melirik azmi yang sedari tadi diam saja.

"Oke."hanya itu yang keluar dari mulut azmi.Jujur saja kini ia gugup.Berada semotor dengan seorang laki-laki bahkan jarak mereka hanya sejengkal kalau saja azmi tidak sedikit jauh dari punggung askal yang sedang mengemudi.Meskipun ini sudah dua kalinya ia dibonceng askal.

"Kamu kenapa?Dingin?"tanya askal penasaran akan sikap azmi yang tiba-tiba berubah seperti saat pertama kali ia mengenalnya.

Karena kurang fokus azmi mengangguk sekenanya saja tanpa bertanya kembali.Kemudian ia dikejutkan saat tangannya ditarik untuk memeluk pinggang askal.Tentu saja perasaan deg-deg an itu muncul lagi.Bahkan kali ini lebih besar.

"Ke..kenapa?"tanya azmi masih bingung juga gugup.

"Katanya dingin.Jadi yang pegangan."

"Hilih..pasti cuma akal-akalan lo aja kan biar gue meluk elo.Dihhhh.."azmi mencibir namun tak melepaskan pelukannya di askal.Dan itu menjadikan hati keduanya berbunga bunga.Bahkan azmi semakin mengeratkan pelukannya saat angin menerpa  membuat rambutnya yang bersih dan berkilau berkibar bak bendera.

"Sudah sampai.."askal memberhentikan motor didepan gerbang rumah azmi.

"Thanks ya.Yaudah gue mau siap siap kalo gitu."

"Iya.Saya pulang dulu."aska melajukan motornya dan azmi masuk rumah.

"Bang aku bentar lagi mau ke klinik hewan dengan askal. Boleh ya.."azmi duduk disebelah david yang sedang nonton TV dan memakan cemilan di tangannya.

"Tumben nggak ngajak abang?Kenapa malah sama askal?" Pancing david.

"Kemaren dia yang ngajak duluan bang"

"Ohh..tapi kalo kalian PDKT juga nggakpa-pa.Kasihan abang lihat adekku yang terus menjomblo ini terus sendirian dirumah nggak ada yang ngajak kencan."David tertawa ketika melihat raut wajah azmi ketika ia mengucapkan kalimat itu.

"Suka suka aku lah.Mau jomblo ke mau pacaran ke terserah aku bang.Lagian ya,aku tuh nggak suka kalo langsung bertindak tanpa memikirkan resiko belakang bang."azmi dengan manjanya memeluk david dari samping.

"Iya,makanya abang dukung kamu dengan yang satu ini.Kayaknya dia memang suka sama kamu dek.Apalagi kalian udah dekat sejak lama."ucapDavid dan mengelus kepala azmi

"Maksud abang?Kita masih beberapa bulan ini kok kenalnya"tanya azmi bingung.

"Ckk,kamu itu kok nggak peka sama kodenya dia sih, dek.Dia itu suka sama kamu.Lihat cara dia mandang kamu itu seperti apa dan bedakan dengan cara dia menatap orang lain.Maka akan berbeda.Sikapnya sama kamu saja udah beda dek masa kamu masih nggak ngerasain?"David heran dengan adiknya ini.Sedari dulu adiknya ini memang susah didekati cowok.

Pernah sekali ada teman David yang diam-diam suka sama azmi.Tapi hal itu ketahuan juga oleh David.Maka dengan terang-terangan orang itu meminta izin mendekati adiknya pada David dan itu ia setujui.

Namun,belum dapat satu minggu sepertinya perjuangan cowok itu diambang keputusasaan.Ia mengatakan menyerah pada david dan mengatakan bahwa adiknya,azmi,sangat sulit didekati bahkan di rayu.David hanya tertawa mendengarnya dan semakin yakin bahwa adiknya pasti akan memilih apa yang terbaik untuknya.

"Aku nanti mau cerita boleh nggak sepulang dari klinik?"azmi menatap penuh harap

"Baiklah.Nah kamu cepat ganti baju,makan biar nanti nggak keburu kalo askal udah dateng."ucap David

"Oke aku ke atas dulu."

15 menit kemudian..

Azmi duduk di meja makan melahap makanan yang tersaji disana seraya menunggu askal datang.

"Azmi udah makannya?Askal udah datang nih!" Teriak david dari ruang tengah.

Dengan gerakan cepat azmi menaruh piring di tempat cuci dan menenteng keranjang Piya yang diletakkannya dibawah kursi.

"Udah dari tadi?"tanya azmi pada askal.

"Baru aja kok.Udah siap?"jawab askal yang entah sejak kapan sudah duduk santai disamping David.

"Udah.Yuk!"

"Bang aku berangkat dulu.Byee"azmi berjalan menuju pintu dengan tangan menenteng keranjang piya.

askal memberikan helm pada azmi dan diterima dengan seulas senyum.

15 menit kemudian mereka tiba di klinik hewan.Dengan hati hati azmi membawa keranjang piya masuk diikuti askal di belakang.

"Ada yang bisa saya bantu?"ucap seorang dokter laki-laki dibalik meja kerjanya.

"Tolong periksakan kucing saya dok.Sudah empat hari ini bulu-bulunya rontok semua.Dan meskipun makannya banyak tapi dia tetap saja kurus."keluh azmi  dan metakkan kucing itu diatas meja.

"Baiklah mari kita cek keadaannya.."dokter itu lalu membawa piya kedalam ruang periksa.Askal dan azmi menunggu diluar ruangan tapi masih dapat melihat dokter tadi  bekerja dari kaca tembus pandang yang menjadi pembatas ruangan.

Beberapa menit kemudian dokter itu keluar dengan wajah lesu.

"Bagaimana dok?"azmi berharap harap cemas.Seperti yang dilakukan askal kala di klinik Delima kemarin,kini askal menggenggam jemari azmi untuk menyalurkan kekuatan dan semangat.

"Sebelumnya saya minta maaf kalau ini akan membuat mbak dan mas sedih.Ada parasit di dalam organ pencernaannya."

PESAN SENJA  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang