48

68 2 0
                                    

Askal masuk ke dalam rumah dengan keadaan kacau.Baju lusuh,wajah murung,rambut acak-acakan seperti sarang burung.Bukan hanya fisik yang kacau,batinnya pun juga kacau.Setelah mendengar penjelasan dari Huka tdi di warung kalau Azmi memang ingin menghilangkan jejak darinya membuat Askal makin hancur.Ini memang salahnya.Kenapa juga dia mau-mau saja menerima keputusan yang Azmi buat dulu untuk berpindah hati ke Vena.Jika saja dirinya tetap keukuh pada pendiriannya dan tidak akan melepaskan Azmi untuk kedua kalinya,malah semua ini tidak akan menyiksanya.

Askal tersenyum miris menatap pantulan dirinya di kaca.Betapa tidak,dirinya yang dulu bisa cuek pada masalah hati kini harus berperang melawan hatinya yang terus bergejolak merindukan seseorang.Orang yang telah membawanya memahami apa arti cinta dan pengorbanan.

"Keken sudah pulang?"mamanya muncul tiba-tiba di pintu.Askal menoleh dan tersenyum.Ia memandangi wajah yang menampakkan gari kerut samar di wajah di makan usia itu dengan kasih.Mamanya kini sedikit kurusan.Mengingat belakangan ini sering jatuh sakit.

"Baru sampe ma.Mama lagi apa?"ucap Askal mendekati mamanya yang duduk di tepi kasurnya.

"Mama habis masak,nungguin kamu dan papa pulang.Setelah itu kita makan malam bersama."jawab mamanya dan memangku tangan Askal.

"Ohh.Yaudah kita nunggu papa dulu."

"Iya."Askal tahu ada yang ingin mamanya katakan.Dia menunggu mamanya berbicara.Tapi,dua menit telah berlalu dan mamanya belum juga mengucapkan sepatah kata pun selain kalimat yang ia lontarkan tadi.

"Mama mau bicara apa sama Keken?"tanya Askal kemudian.Ia sangat penasaran pertanyaan apa yang mamanya ingin tanyakan padanya sampai sampai mamanya ragu mau mengucapkan.

"Ee..mama mau tanya sesuatu sama kamu."jawab mamanya akhirnya.

"Tanya aja ma."

Ada jeda sejenak dari mamanya.Askal menunggu dengan perasaan bertanya tanya.     "Apa selama ini kamu tertekan,Nak?Apa kamu selama ini bahagia mendampingi Vena?"

Askal sedikit gugup mendengarnya.Kenapa mamanya tiba-tiba bertanya seperti itu?Jika dia mengatakan iya,maka sangat berlawanan dengan perasaan yang selama ini dia rasakan.Rasa hampa dan kosong yang selalu menemaninya.Namun,jika dia berkta yang sejujurnya,ia takut mama ataupun papanya ikut bersedih dan kecewa padanya.Lantas,apa yang harus dia jawab sekarang?Lagi lagi dilema itu menguasainya.

"Nak,kalau kamu terpaksa menjalankan ini semua,katakan sama mama.Kamu jangan memendam sendiri masalahmu.Ada mama yang selalu ada di belakangmu saat kamu ragu melangkah ke depan.Nak,jika kamu merasa tertekan dengan semua ini,jujurlah sama papa dan mama.Ceritakan apa yang kamu rasakan.Dan jangan memendamnya sendiri,karna itu bisa memicu kebencianmu pada seseorang.Jadi..apa kamu selama ini bahagia?"ucap mamanya sambil mengelus kepala Askal.Dengan itu,Askal berbaring dan menjadikan paha mamanya sebagai bantal.

"Kenapa mama bertanya seperti itu?Keken baik baik saja selama ini.Keken tidak tertekan kok.Keken bahagia."Askal memaksakn dirinya tersenyum melihat wajah mamanya dari posisinya.

Mamanya kembali mengelus kepalanya.Askal memejamkan mata merasakan rasa nyaman dan kasih sayang dari mamanya.        "Kamu bisa saja membohongi dirimu,Ken.Tapi tidak dengan hatimu.Kamu bisa berkata 'tidak' padahal di dalam dirimu menangis.Jangan memaksakan diri sendiri menjadi orang lain,karna kamu akan lebih tersiksa kedepannya."

Askal menghela napas berat,kemudian ia membuka mata.
"Jadi,apa yang harus Keken lakukan ma?Semuanya telah terjadi.Nggak akan bisa diputar balik seperti keinginan Keken."
Askal menatap mamanya sayu.Ada sirat putus asa di dalam iris kelam itu.

"Apa yang kamu rasakan,hm?"

"Aku..merasa bernapas tapi seperti tidak bernapas.Aku selalu merasakan penyesalan setiap harinya ma.Aku selalu berfikir..takdir mempermainkan ku.Aku telah merajut cinta yang dengan susah payah aku bangun dengan dia.Tapi bangunan itu roboh hanya dalam hitungan detik, hanya karena pengorbanan.Apa aku salah kalau menyalahkan takdir,ma?"

PESAN SENJA  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang