24

29 5 0
                                    

"Syukurlah dia mau berkenalan dengan saya tapi.." ucapan askal menggantung.

"Tapi kenapa?"

"Tapi itu hanya singkat.Dia hanya menyebutkan nama panggilannya saja,nggak lengkap dengan nama belakangnya.Apalagi tatapannya yang dingin itu makin buat saya ragu untuk berteman dengannya.Tapi disuatu hari tanpa sengaja kami bersepeda bersama.Entah kenapa ia jadi sangat sensitive dan marah sama saya bahkan saya diusir dari hadapannya."kekeh askal. Azmi menghela napas ketika potongan ingatan akan hal itu lalu menggeleng kecil sambil nyengir.

"Teruus kamu pulang?" Tanya azmi.

"Iya,saya balik arah.Tapi ketika dapat beberapa langkah dia berteriak minta bantu benerin rantai sepedahnya yang lepas!" Askal tergelak sendiri mengingat suara azmi yang melengking meminta ia kembali dan memperbaiki rantai sepedahnya.

"Kenapa lo ketawa?!" Azmi mengucapnya dengan menaikkan satu oktaf suaranya

Askal semakin mengeraskan tawanya yang membuat azmi sebal.

"Ok.ok.Maaf.Saya lanjutin.Saya sangat terkejut ketika berbalik saya melihat dia sudah menangis,padahal tidak saya apa-apakan.Entahlah saya juga bingung sendiri hahaha."

"Lalu" azmi ikut tertawa mengingat betapa cengengnya ia hanya karena rantainya lepas saat itu.Benar-benar memalukan.

"Yaa..saya bantuin dia betulin rantainya.Setelah selesai..dia malah nangis lagi dan memeluk saya.Khmm..awalnya saya gugup,tapi saya membalas pelukannya.._"

"Dan lo menikmatinya?!"cecar azmi menahan tawanya.

"Y-ya nggak lah.Saya hanya berusaha menenangkannya." Elak askal bahkan ia kini tersipu meski tidak berhadapan langsung dengan azmi.

"Cerita lo bagus banget..dapet dari mana?" Azmi terkikik geli menanyakannya.

"Dari seseorang yang bernama Azmi Husnain." Ucap askal mantap.

Tawa azmi seketika langsung pecah dan askal ikut tertawa.Mereka pun melanjutkan obrolan ngalor-ngidul yang nggk penting sampai sekitar 2 jam baru keduanya menyelesaikan obrolan.

Entah sejak kapan keduanya menjadi dekat bahkan jika azmi ada di lain tempat tentu saja ada askal disana.Begitupun sebaliknya.Kecuali di tempat tidur dan kamar mandi tentu saja.

🌵

Suatu hari di dalam kelas azmi sedang membaca novel di bangkunya.Rika masih belum datang.Hanya dia dan beberapa orang saja di dalam kelas.Saat serius menyelami cerita tiba-tiba ada sebuah kantong plastik yang berisi beberapa buah bakpao.

Azmi melotot kaget juga gembira.Akhirnya keinginannya terpenuhi sekarang.Sempat juga ia memberi tahu rika saat ia ngidam bakpao akhir-akhir ini.

"Rika elo baik banget sama guee..." teriak azmi dan merebut kantong plastik itu tanpa melihat siapa yang memberikannya.

"Suer..selainya lumer banget tau nggak..lo emang sahabat gue yang...eh!askal?" Azmi bingung kenapa ada askal dihadapannya dan kenapa bukan rika.

"Suka?"askal melempar senyum kecil tanpa mengalihkan tatapannya dari manik azmi yang masih dalam mode terkejut.

"Jad..i ini dari elo?Bukan dari rika.?"

"Oh iya maaf baru kasih tahu kamu kalau sekarang ini rika tidak masuk karena ada kepentingan keluarga katanya.Jadi dia berpesan pada saya supaya membelikan bakpao itu sama kamu,yaa dengan senang hati saya bawakan karena tetangga saya kebetulan adalah agen bakpao hhe.." jelas askal.

"Kenapa si kambing itu nggak kasih tahu gue kalo dia izin?Dasar menyebalkan!" Azmi cemberut sambil tetap memakan bakpaonya yang ke-2.

"Hhh yang pentingkan pesanan  kamu sudah nyampe."

"Emm boleh saya duduk disini?" Askal meminta izin duduk dibangku rika disebelah azmi.Azmi hanya mengangguk dan fokus pada bakpaonya kebetulan pagi ini azmi nggak bekal.Kedatangan bakpao itu bagai sebuah hujan di padang pasir.Menyelamatkannya dari perutnya yang sedari tadi meronta minta diisi.

Pada bakpao yang ke-tiga bel masuk berbunyi nyaring dan semua murid bersiap untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya seperti biasa dan mengikuti mapel sebagaimana mestinya.

"Kamu nggak keluar,az?" Tanya askal dengan mengemasi bukunya dimeja begitupun yang lainnya segera keluar kelas saat bel istirahat berbunyi dua menit yang lalu.

"Gue bawa bekal jadi disini aja.Kenapa?"

"Owh..mau titip sesuatu?"tawar askal.

Meski mengernyit bingung azmi tetap mengangguk."Iya,gue titip air mineral saja."  

"Oke." Belum sempat azmi mengeluarkan uangnya askal segera bangkit dan berjalan keluar.


"Dasar orang aneh!" Gerutu azmi dan melahap bekalnya.

Beberapa menit kemudian askal datang dengan dua botol air.

"Ini pesanan kamu.Btw,gratis.Anggap aja sebagai terima kasih dari saya karena udah diizinin duduk disini."ucap askal dan duduk disebelah azmi yang menatapnya tanpa kedip.

"Eh?kok ngelamun?" Askal membuyarkan lamunan azmi.Azmi gelagapan dan mengalihkan pandangannya dari tatapan askal yang menyelidik.

"Nggak.Lo nggak makan?Barengan sama gue yuk.Gue mana abis sebanyak ini.Lagian tadi gue udah makan tiga bakpao jadi gue agak kenyang." Jelas azmi.

"Nggakpa-pa emangnya?"

"Silahkan aja"

Tanpa babibu askal mengambil kotak bekal azmi dan segera melahap isinya.Azmi tak khawatir apa-apa toh ia tadi hanya makan lauk tempe penyetnya saja.

"Hmm enak banget."komentar askal dengan masih menekuri kotak bekal azmi.

Azmi terkekeh melihat askal yang dengan lahap memakan bekalnya.

"Lo suka?Itu gue sendiri yang masak"

"Wahh cocok tuh"

"Cocok buat apa?"heran azmi.

"Cocok dijadiin calon istri hhh" bukannya tak tahu bahwa askal hanya bercanda akan omongannya tapi tak bisa azmi sembunyikan rona yang kini ada di pipinya.

"Kamu nggak makan?"

"Nggak.Lo abisin aja.Gue ntar makan bakpaonya lagi."

"Saya suapin ya.Satu sendok saja." askal telah menyendokkan makanan untuk azmi.

"Eh?nggak usah gue udah..-mmmh"ucapan azmi terhenti ketika satu sendok makanan mendarat di mulutnya.Siapa lagi kalau bukan ulah askal.Askal hanya tertawa melihat azmi mengunyah dengan pipi cemberut.

Untung disana hanya ada dia dan askal.Temen-temen mereka pada ada dikantin.Jika saja ada salah satu temannya yang melihat apa yang mereka lakukan bisa-bisa ia malu setengah mati dan mungkin bisa mati berdiri azmi.

Namun meskipun cemberut azmi tak bisa memungkiri jantungnya bereaksi seperti  habis maraton.

"Eh?pipinya kok merona?terus kenapa senyum senyum sendiri?" Pancing askal menggoda azmi.

Azmi membulatkan mata dan segera menangkup pipinya dengan kedua telapak tangannya.

"Makin merah tuh pipinya.Kamu sakit ya,az?Atau kamu...malu?Atauu...-"

"Askal.Diamm!!" Azmi tak kuat dengan askal yang terus menggodanya hingga wajahnya kini benar-benar merah padam karena malu

"Hahahaha kamu lucu sekali" askal tergelak melihat tingkah azmi yang menggemaskan.Tak mau kalah azmi mencubit piggang askal berulang kali.

"Aduh sshh.. sakit,Az." Askal mengusap pinggangnya yang dicubit azmi tadi.

"Rasain.Itu balasan karena lo udah buat gue malu."

"Tapi kamu suka kan.."

PESAN SENJA  [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang