Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Please, spam koment di setiap paragrafnya dong! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!
"Mam... Kalo cowok berantem biasakan ya yang penting nggak mukul cewek." Albert memandang ibunya yang sedang membuat kue bolu hasil racikannya.
"Emang kamu mau mukul perempuan?" tanya Maudy dengan tatapan tajam. Albert dengan cepat menggeleng. "Inget ya Al, kamu udah janji sama mama gak bikin onar lagi. Bisa dicere mama kalo papa kamu tahu semua kelakuan kamu mama tutupi." Maudy memperingati.
Kadang Albert suka bingung dengan sikap ibunya ini. Sikapnya tergantung mood, bisa marah tiba-tiba terus baik lagi. Tiba-tiba marah lagi sampe ceramah panjang lebar. Kata ayahnya harus maklum kalau wanita suka cerewet dadakan bisa jadi karena dateng bulan dan bisa juga karena faktor umur.
"Berarti Al bisa dong berantem kalo ada yang cari masalah?" tanya Albert. "Untuk bela diri aja, ketimbang Al yang babak belur."
Maudy terdiam sejenak, sebelum menjawab. "Iya gakpapa namanya laki-laki. Asal jangan buat masalah aja. Laki-laki perlu bertarung buat menjaga harga dirinya." Maudy menarik kerongkongannya yang kosong, perasaanya tidak enak.
"Kamar Al nggak usah diberesin. Biar Al aja. Besok Al yang ngepel rumah sama cabut rumput," teriak Albert lalu melipir keluar keluar dari rumah itu setelah mendapat persetujuan ibunya.
"Perasaan kok jadi gak enak ya." Maudy bergumam.
🎶🎶🎶Albert memarkirkan motornya di depan rumah kecil, Basecamp anak Orsela. Terlihat sudah ada empat motor berjejer rapih dan satu mobil berwarna hitam. Mereka meng-klaim tempat ini adalah basecamp mereka. Rumah terbiar yang mereka renovasi supaya layak di tempati. Tempat mereka sekedar berkumpul atau pelarian dari rumah untuk menginap.
Di sayap kiri ada bangku terbuat dari kayu dan meja, sayap kanan tempat tidur kayu beralas tikar. Seperti rumah kayu pada zaman dulu. Yang membuat Albert mengernyit ada Radio jadul dengan music anak rock, sungguh dipaksakan. Dan ada dua kamar kosong yang masih dipertanyakan kegunaannya? Ya sudahlah ya. Kita maklum aja.
"WOIII AL DATENG!!!" teriak Ota melihat Albert berdiri di ambang pintu menyapu setiap sudut tempat itu. Ota yang bertelanjang dada langsung menghampiri Albert dengan senyum lebar. "Punten Al, ini beneran lo?" tanya Ota.
"Al... Alhamdulillah Al lo mau juga dateng ke istana kita yang kagak seberapa ini," sambut Bagas. Cowok yang suka tersenyum itu terlihat paling bahagia dengan kedatangan Albert.
Semenjak perkelahian melawan Glacio, anak Orsela semakin kagum dengan Albert yang mampu mengalahkan musuhnya tanpa ampun. Saat itu setelah perkelahian selesai anak Orsela rela bersujud di depan Albert untuk mau menjadi ketua mereka. Dan cowok itu tidak bisa menolak lagi permintaan mereka.
"Saya bener-bener kaget," ucap Raymond dengan logat cinanya. Nampaknya Raymond memang tidak menyangka kedatangan Albert.
"Daripada gue capek main kejar-kejaran sama kalian, mendingan gue berbaur aja sama kalian. Mungkin kita bisa jadi saudara angkatan." Ujar Albert yang sudah dikelilingi anak Orsella.
"Kadang keluarga inti kita itu ada di luar rumah." Tristan merangkul Albert untuk duduk di kursi, mereka membuat lingkaran. "Di sini lo boleh ngomong apa aja, blak-blakan aja. Emang nyebelin sih tapi ya itu kebersamaan kita."
"Astagaaaa!!" Ucap Bagas.
"Astaga dragon makan abon?" balas Ota melihat Bagas.
Bagas nyengir kuda. "Ondeh Mande bang Tristan tumben bijak omongannya." Jawab Bagas. Sontak mendapat jitakan dari Kevin yang lagi serius. "Astagfirullah Pin, jahat banget lo ah." Bagas meringis. Ota tertawa melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...