7

608 38 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu dong! Tinggalkan jejak kalian di kolom komen dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!

 

"Al jalan sama cewek woiiii!!"

 Pagi itu anak sekolah  ramai membicarakan ketua Orsela berangkat bareng dengan adik kelas, bukan hanya itu bahkan Albert membiarkan gadis itu memegang lengan Albert sambil berjalan di koridor sekolah. Ellen Indira seakan menjadi wanita satu-satunya disekitaran Orsela.

Anna yang berada di belakang mereka hanya bisa memperhatikan. Albert itu udah kayak panglima di sekolah mereka. Semua mata dan telinga akan bersiap jika itu tentang Albert Zorlando. Mata Anna memandang kecut ke arah cewek itu, jelas sekali Indira merasa di atas awan.

 
 "Wauu... Ellen Indira, anak 11 IPS 1. Bakal naik daun tuh anak, padahal dia itu dulu kayak hilang dari peradaban. Nggak ada yang kenal dia. Sekarang liat aja. Dia satu-satunya cewek diantara Orsela." Rosa mengintimidasi Ellen dan Orsela di samping Anna. Dia mengenal Ellen, cewek yang selalu duduk di perputakaan saat jam istirahat, teman SMP-nya.

 
"Alaaahh... Palingan mau numpang top aja. Dasar licik, jadi ada yang kenal dia kalo deket Al," ujar Anna. Rosa mendengus, entahlah mungkin dia sedikit tidak suka gadis kutu buku itu lebih terkenal darinya. "Biasanya orang yang krisis kepercayaan diri kayak gitu. Sekarang anaknya berasa cakep. Liat aja di samping Al dia malah semakin pede," kata Anna lagi.

"Btw Rose... Lo nggak bosen tah pake warna pink? Kalo nggak jepit pink. Jam pink sekarang sweater pink." Cibir Sekar, menggelengkan kepala. Baru saja dia beriringan jalan sudah merhatiin gaya Rosa. "Lo lagi Ann, jam tangan lo udah bisa ganti yang baru. Udah lama kan lo pake itu." Protes Sekar melihat jam bertali putih itu.

Anna mengangguk santai, seakan setuju dengan ucapan Sekar.  Padahal hatinya mulai tidak tenang, untuk beli jam bermerk ini dia butuh usaha yang keras.

  "Gue suka pink, Kar. Lo nggak usah protes deh. Nanti kalau gue rabun warna baru ganti warna lain," ujar Rosa. Mendengar itu Anna sedikit lega karna mampu menutup mulut Sekar. "Aneh ya si Al milih cewek itu. Ellen nggak ada setengah-tengahnya dari gue."

 "Untung dia milih Ellen. Bayangin kalo dia jalan bareng lo. Al yang laki banget disuruh adaptasi sama pink lo," cibir Sekar lagi. Rosa mengerutkan dahinya. Anna kembali menatap pada gadis itu, Ellen Indira

"Gue lebih milih Rose kayaknya daripada Ellen," ucap Anna, entahlah itu spontan.

 "Thanks, buat penghiburannya. Sayangnya gue nggak suka juga sama Al. Setelah gue pikir-pikir Al itu terlalu dingin kayak es mukanya. Nggak ada romantis dikit aja." Rosa menggelengkan kepala.

 "Nah itu makanya gue milih lo." Ujar Anna tersenyum lebar, merangkul Rosa.

   "Apa sih, Ann. Gaje banget," ucap Sekar bergidik.

 Saat mereka asyik mengobrol, dari belakang ada yang menyelusup. Tiba-tiba tangannya merangkul pundak Anna.

"DYLAN!" teriak Anna kaget.

Albert terhenti mendengar suara teriakan itu. Shit! Cepat sekali kupingnya menangkap suara Anna. Albert menoleh ke belakang melihat Dylan sudah merangkul Anna.

 "Al kok diem. Katanya mau kantin." Ellen bersuara dengan manja. Albert mengangguk. Omar menggaruk dagunya melihat Anna lalu mengikuti Albert lagi.

 "Heh, Mar. Pikiran gue bener nggak sih? Al lagi demen ama Anna ya?" Selidik Bagas.

"Menurut lo?" Omar tanya balik.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang