9

461 29 0
                                    

   Hai semua... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh?

 

 Albert menarik bajunya untuk mengelap keringat yang terus mengalir dari kepalanya, wajahnya memerah karena sinar matahari cahayanya tembus ke dalam kulitnya.

 
 Baru saja dirinya ingin menarik nafas karena lelah, setelah tenaga ektra kuli yang dua keluarkan tapi belum membuat ibunya berpuas hati dengan hasil pekerjaan Albert.

"Ekhem!"

 Sudut matanya berkerut memandang orang yang mengawasi. Sudah dua jam lebih dia berkeringat karna menggunting rumput di taman rumahnya yang seluas padang golf. Tapi tidak membuat kadar ketampanannya memudar.

Maudy, ibunya itu sedang memperhatikan dari pintu dengan tangan berlipat.

Setelah Maudy dipanggil ke sekolah dan Albert diskors. Maudy menghukumnya membersihkan rumah dan halaman, seorang diri.

"Jangan bengong aja dong! Terusin tangannya kerja," ucap Maudy.

"Al udah selesai," ucap Albert melewati ibunya dan pergi ke kulkas mengambil botol air dan meneguknya.

Maudy keluar,  matanya mengerjap melihat hasil kerja Albert. Sudah seperti padang pasir, jangankan rumput binatang di dalam tanah mungkin sudah dibasmi Albert.

Maudy memutar matanya, berfikir keras hukuman apa lagi yang ingin diberikan pada Albert. Cuci piring, nyapu,  ngepel, bahkan bajunya sendiri dicuci sama dia. Semua sudah diselesaikan Albert dengan sempurna. Albert punya bakat jadi tukang bersih-bersih ternyata.

"Pokoknya ini yang terakhir ya Al! Mama gaj mau lagi ke sekolah kamu." Maudy setengah berteriak.

Albert tersenyum tipis. "Kecuali Mama mau Al panggil supir Mama buat pura-pura jadi Papa." Albert berlari kecil di atas tangga sambil membuka kaos polosnya bersiap mandi.

"AL KAMU APA-APAAN SIH!!!"

🎶🎶🎶

Pulang sekolah Anna mendatangi tempat parkir  motor Dylan. Motornya masih berparkir tapi si pemilik belum terlihat. Wajah cewek berambut layer itu terlihat cemberut.

 
 Anna menarik handphonenya, menatap kosong pada layar. Tidak ada pesan. Anna melangkah ke arah kelas Dylan mencari pacarnya itu.

 
"Ka Dylan makasih ya kemarin udah mau nganterin aku pulang," ucap Putri bernada manja. Dylan mengangguk sambil tersenyum.

"Kalau gitu lain kali kita boleh pulang bareng lagi kan?" tanya Putri, mengigit bibir bawahnya malu-malu.

"Boleh. Sekarang gue nggak bisa. Gue duluan ya. Nanti malem gue telpon." Dylan mengacak rambut Putri dengan lembut. Putri tersenyum sekilas dan mengangguk, gadis itu menatapi punggung Dylan yang sudah pergi.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang