29

395 19 0
                                    

     

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya!  Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

 Anna berjalan keluar gerbang matanya tertuju pada seorang laki-laki yang sedang i sekolah lain sering martandang ke sekolah mereka.

 "Anna Luthfiya..." seru Bramasta, sebut saja dia  Bram mencegah Anna. Ngomong sama gue, Anna celingak-celinguk ke kanan kiri, hanya ada dirinya. Cowok itu mendekat lalu melihat ke arah name tag Anna lalu tersenyum.

  "Maaf siapa ya?" Anna mencoba mengingat, mungkin mereka pernah bertemu.

 "Berapa orang yang punya nama Anna Luthfiya di sekolah ini?" tanya Bram datar. Anna menggeleng, pahamlah modelan SKSD kayak gini. "Bram, nama gue." Bram memperkenalkan diri tanpa mengulurkan tangannya.

"Denger ya Bambang, gue gak ada waktu kenalan sama cowok kayak nanya alamat rumah di pinggir jalan. Gue tahu lo gak kesasar." celetuk Anna sembari memperhatikan cowok di depannya. Rambut pendeknya terlihat rapi tanpa di sisir. Seragamnya tertutup jaket kulit, hingga Anna tidak bisa menebak dari mana sekolahnya.

 Bram tersenyum kecut. "Sombong banget. Semua  anak cewek di sekolah ini kaya lo sombongnya? Atau cuma lo aja karena pacar Al?"  kata Bram. Anna menghela nafas, hampir saja dia pikir cowok ini tertarik padanya.

 "Lo kenal Al?" Ujar Anna cuek. "Udah gue duga sih." 

 "Lo makin jutek makin-manis ya," goda Bram. Nggak cakep banget sih.

Terkadang Anna merasa dia sangat terkenal sampai ke sekolah lain karena status menjadi pacar Albert, tapi dibalik itu semua dia tidak sadar status itu mungkin akan membawanya ke dalam masalah. Anna melirik jam tangannya, tidak boleh terlambat pulang.

   "Udahlah, males gue ngoceh panjang kali lebar. Gue juga nggak kenal sama lo!" Anna hendak melangkah. "Gue memang pacar Al, tapi gue gak pengen tahu lo tahu dari mana." Membuat Bram melengos mendengar ucapan bangga cewek itu. Bram terdiam di posisinya dengan sudut bibirnya naik ke atas. Bram kembali mengejar perempuan itu, entahlah ada rasa tertantang mendekati gadis itu.

"Tulang lo rapuh gak? Jangan deketin gue selagi lo mau aman." Anna memperingati.

"Gue tebak, cowok lo anak nakal di sekolah ini ya?" kata Bram tersenyum.  Beberapa murid yang melihat terkagum dengan ketampanan Bram, di sampingnya terlihat Anna jengkel karena diikuti terus.

    Anna tidak memperdulikan Bram. Sungguh, ia sangat tidak nyaman diikuti Bram dari belakang apalagi ini di sekolah mereka.  Anna membalikkan badannya dan menaikkan bahunya.

"Bisa gak sih lo jangan ngikutin gue. Panas tahu gak!"

   "Jangan galak-galak entar cantiknya hilang." Bram menggodanya lagi, mana ada cewek yang tahan bertatapan lama dengan Bram.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang