30

460 23 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

  Friska menginjakkan kakinya di kelas 12 IPA 2. Kelas yang dihindari oleh kaum siswa di Labschool karena kelas anak Orsela.  Kelas itu sepi dan hanya ada ke tujuh cowok berjaket kulit hitam. Entah ini kutukan atau anugerah dipanggil oleh ketua Orsela.

 Sempat-sempatnya ia melirik Kevin, memuja penampilannya. Cowok yang ia gilai. Tidak banyak bicara, membuat ia ingin tahu apa yang dipikirkan cowok itu. Menghabiskan setahun untuk bisa di kenal anak Orsella.

 " Jalan lelet banget sih lo? Al udah nungguin dari tadi," suara berat dan tajam itu berhasil menyentakkan jantung Friska, ia melihat Tristan, mengangguk kuat dan mempercepat langkahnya ke bangku belakang ke arah Albert yang duduk di bangku, kedua kakinya bersilang di atas meja, tangannya sibuk memainkan ponsel-nya.

 "Bang Ika tuh nyamperin." Omar menyikut Kevin yang lagi asyik memegang handphone-nya melihat pada Friska. Kevin melirik sebentar lalu kembali ke layar ponselnya.

"Amankan si Bagas, jangan sampe dia buat Ika jadi objek pelecehan seksualnya kayak ratusan cewek-cewek dia lainnya." Kata Ota kasar. Omar dan Raymond tertawa. Gadis itu semakin gugup.

"Sialan!" Maki Bagas memutuskan tatapannya pada Friska. "Kecuali gue minum, mungkin aja gue gak bisa kondisiin mata gue." Kekehnya.

Raymond tergelak. "Tenang aja Ka, setelah kita tahu siapa lo. Kita jadi tahu kenapa Kevin gak pernah luluh sama lo." Ucapan itu membuat Friska menatap Raymond. Seingatnya kemarin Kevin dengan berbaik hati mengantarnya pulang ke rumah, bahkan meminjam ponselnya untuk menelepon--Tidak mungkin seorang Kevin tidak memiliki pulsa. Friska melihat ke arah Kevin yang masih tidak menatapnya.

 "Ma-- Maaf Al manggil gue ya?" tanya Friska. Lidahnya kaku berhadapan dengan ketua Orsela ini. Wajahnya sangat tampan baru kali ini Friska memperhatikan dengan begitu dekat. Pantas saja Anna sangat menyukai cowok ini.

Albert mendongak melihat Friska yang sedang berdiri di depannya. Ia memasukkan handphone ke dalam sakunya sambil mengangguk pada Friska.

"Lo temen sebangku Anna kan? Pasti dekat sama dia. Gue mau nanya sama lo, apa Anna ada masalah?" tanya Albert langsung.

 Friska terdiam sejenak kemudian      menggeleng. Anna termasuk penutup soal pribadinya. "Masalah apa ya?"

 "Lo kok nanya balik gue? Kan gue nanya lo," bentak Albert. Friska terlonjak mendengar suara Albert.

 "Gue beneran nggak tahu, Al" Gue bukan babysister Anna. Mana gue tahu semua masalahnya.

"Lo tahu kan Putri temen SMP Anna? Kenapa Kevin ngeliat foto-foto lo, Sekar, sama Ellen kelihatan dekat di hape lo?" kata Albert tajam. Membuat perut Friska serasa tertusuk. Kevin mematikan earphone-nya lalu menyimpan ke dalam saku seraya melihat Friska.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang