42

372 22 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

"Gue liat foto-fotonya dong!" Rosa mendekatkan kepalanya ke ponsel orang di sampingnya. Beberapa orang yang duduk sejajar dengan dia terlihat sibuk memperhatikan foto di ponsel itu sambil mengumpati. "Dari mana kalian dapet foto ini?" tanya Rosa dengan satu alisnya naik.

"Masa lo gak tahu Ika kemarin pagi nyebarin foto ini."

"Siapa?" ulang Rosa tidak percaya. "Ika?" Kedua cewek itu mengangguk. Rosa langsung berdiri hendak mencari seseorang, mengurungkan niatnya untuk duduk bersantai di situ. Jadi selama ini Friska pura-pura baik? Tapi kenapa? Langkah Rosa semakin cepat.

Dan saat Rosa masuk ke kelas mereka, Friska dan Anna sudah berhadapan dengan tatapan menantang.

"Gue gak nyangka ada orang yang semenyeramkan lo. Lo nusuk gue dari belakang gara cowok?" Ujar Anna. Dia sengaja di ruang itu berduaan dengan Friska. Hingga Anna melabraknya.

"Jangan terlalu serius gitu, Ann. Ini belum lagi seberapa." Friska dengan sepele menanggapi tuduhan Anna. "Kalo lo gak terima, Lo bisa ngelaporin sama Al. Biar gue dibantai anak Orsella."

"Lo tahu kan yang lo lakuin! Tempat yang lo tempelin cerita kehidupan gue itu Mading? Gue anak jurnal, Ka! Astaaaaga, gue gak nyangka lo sejahat itu." Anna menggeleng kepalanya kecewa, segala sesuatu tentangnya yang ia ceritakan disebarkan Friska di Mading.

"Biar semua orang kebuka matanya, siapa lo sebenarnya! Gue benci dengan muka innocent lo." Hardik Friska. Rosa yang dibelakang mereka maju ke depan.
 

Setelah dipikir-pikir banyak kejanggalan dari Friska yang Anna ingat. Sewaktu dia tertidur di kelas, Ika tidak membangunkannya juga tidak mengumpulkan buku tugasnya saat Anna minta tolong. Hingga Anna mendapat teguran guru.

"Harusnya gue sadar dari dulu."

"JAHAT BANGET SIH LO, KA!" teriak Rosa. "Semua anak satu sekolah sekarang pada ngomongin Anna. Segala masalah keluarga juga lo sebarin!" Nafas Rosa naik turun, emosi. "Keterlaluan lo ya."

"Ros tenang Ros." Anna malah menahan tangan Rosa untuk tidak menyerang Friska. Sedangkan Friska berusaha berdiri tegak, padahal dia sudah takut dijambak Rosa.

Friska tersenyum sinis. "Dia itu harus diajarin tahu malu, Ros. Jangan cuma berlindung di balik Orsella. Dia pikir dia siapa di sekolah ini."

"Apa perlu kita bertiga baku hantam sekarang? Biar orang luar senang! Gue kira kita teman." Rosa bertepuk tangan dengan tawa sumbangnya. "Gimana kalo kita mati sama-sama aja."

"Lo nyangka gue beneran di pihak dia?" ketus Friska. Dia tahu Rosa takut menjadi bual-bualan karena persahabatan mereka pecah lagi, setelah Sekar  menjauhi mereka.

"Heh, Ika! Lo jangan berlagak kayak orang paling bener. Lo itu juga gak punya teman kecuali kita," ujar Rosa mendekati Friska dengan sinis.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang