47

400 20 0
                                    

   Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya! Dan FOLLOW AKUN ini dong! Supaya aku semakin semangat ☺️ Okeh.

 Hujan turun dengan derasnya. Anna terduduk di bastop, di dekat sekolahnya. Wajahnya sendu dan hidungnya merah karena ia menangis tak henti dari tadi. Orang yang berada di sebelahnya pun melihat dengan kasian tapi tidak berani menegur.

 Kenapa sesakit ini. Anna mencoba untuk menerima tapi tidak bisa, apa pun alasan Albert memilih Arrabella. Sepulang sekolah Albert juga menghindari Anna dan pulang bersama Arrabella.

 "Kenapa Neng?" tanya orang sebelahnya. Anna hanya menggeleng tapi air matanya tidak berhenti keluar.

 Orang yang di sebelahnya pun tidak melanjutkan ucapannya melihat gadis itu sesenggukan. Tiba-tiba mobil yang ada di depannya mengklakson dan membuka kaca mobilnya.

 "Ayok pulang, gue anterin."

Anna diam dan hanya memandang wajah itu. Kenapa bukan Albert yang sekarang ada di hadapannya. Sepertinya Anna harus standby payung atau jas hujan karena sekarang musim  hujan.

   Bram keluar dari mobilnya dengan membawa payung menghampiri Anna. Gadis itu seperti mayat hidup yang tidak ada gairah sama sekali.

  "Kenapa diem aja dipanggilin dari tadi?" Bram duduk di samping Anna. Percuma duduk di bastop ini, karena angin membawa hujan hingga percikannya menghampiri mereka.

 "Ann, lo baik-baik aja?" Bram menggoyangkan bahu Anna pelan. Sedikit khawatir gadis itu diam dengan air mata yang bercucuran. "Lo mau gue telpon Al buat jemput lo? Gila! Tangan lo dingin banget." Bram panik melihat wajah Anna putih, pucat sekali.

   "Lagi musim hujan kayaknya ya. Dari pagi mendung aja. Kayaknya bakal lama berhenti ini mah." Anna bersuara menatap lurus.

 "Kirain gue lo nggak punya suara lagi." Bram bercanda bermaksud membuat Anna tertawa nyatanya mata gadis itu semakin sendu. "Udah yok gue anter pulang. Kayaknya hujannya bakal berhenti lama."

"Iya, hujannya lama. Ini bukan hujan lokal, kan? Tapi, kenapa Al nggak khawatir sama gue ya? Apa di tempat dia hujannya udah berhenti. Tapi kan harusnya dia nanyain gue dimana." Anna tersenyum pilu, ia menyeka air matanya dengan tangannya. Bram tahu nih cewek beneran lagi kalut.

 "Emang Al dimana?"

 "Gue liat dia nganterin Arra pulang tadi. Mungkin sekarang udah sampe. Apa dia udah bener-bener lupa sama gue, Bram?"

       "Ann..."

  "Sedeket apa hubungan mereka dulu? Apa Al sama Arra emang deket banget ngelebihin hubungan pacaran? Lo kan temennya mereka. Lo lebih tahu." Mungkin Anna menjadi gadis bodoh, karena mencari lukanya sendiri. Jika tahu hal itu menyakiti hatinya kenapa ingin tahu.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang