24

360 18 1
                                    

     

    Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya!  Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

 

"Gue sekarang jadi bingung. Sebenarnya siapa sih cewek yang di suka Al?" Raymond, cowok berkulit putih itu masih takjub melihat Albert memegang tangan Ellen di depan mereka.

"Kayaknya lo harus nyerah Ann sama Al. Dari awal hubungan kalian itu gak sehat," ujar Omar yang merasa kasihan pada Anna.

Anna menatap Omar jengkel. Kemudian dia menyentakkan kakinya hingga yang lain kaget. Gadis itu mulai kesurupan dengan rambut panjangnya yang berantakan.

"Gimana sih kalian milih ketua? Gak ada akhlak banget. Gue itu ceweknya. Mata dia udah rabun kali makanya salah ambil." Protes Anna, anggota Orsella pun memandang cewek itu terheran-heran. Tanpa segan Anna mencaci ketua Orsella di depan anggotanya. Bener-bener cari mati.

"Bukan salah ambil tapi Al emang gak cinta sama lo." Ujar Tristan terang-terangan.

"Sabar Ann. Ikhlas," ujar Bagas menepuk gadis yang meruntuki ketuanya itu.

"Gue udah ingetin lo Ann, jangan maen perasaan sama Al. Baper sendiri kan lo." Kata Omar. Diantara yang lain Omar lah yang paling dekat dengan Anna bahkan mereka sering curhat.

Anna yang tidak terima ucapan itu mengerutkan keningnya. "Gue baper? Amit-amit. Gue gak ada perasaan sama Al."

"Alaah muna lo Ann, dari mata lo aja kelihatan cemburu," kata Omar lagi. Dari awal Omar adalah penonton setia Anna dan Albert, jadi ibaratnya dia itu pengamat mereka berdua dan pendengar yang baik.

"Gak cowoknya gak ceweknya sama-sama munafik." Ujar Tristan. "Jangan jilat ludah sendiri lhoo, sakit tahu."

Keberadaan Anna di meja Orsella mengundang perhatian sekeliling mereka.  Membuat siswi-siswi menatap iri pada cewek itu. Terang saja tidak ada cewek yang terlihat sangat akrab pada seluruh anak Orsella. Walaupun desas-desus Anna dan Albert berpacaran tapi tidak pernah terlihat bermesraan. Melihat kedekatan Anna dengan anggota Orsella, mungkin itulah hebatnya menjadi pacar ketua Orsella.

"Ka Kevin aku bawain minuman boba untuk kaka," seorang cewek anak kelas 10 berwajah imut mendatangi meja Orsella.

Kevin membuka earphone-nya lalu mendongak melihat gadis itu sebentar, setelah itu kembali lagi memakai earphone-nya. Tanpa ekspresi, tanpa ucapan, bener-bener kayak zombie. Bagas yang merasa kasihan mengambil Boba itu.

"Udah cantik, baik hati, idaman banget." Bagas melihat badge gadis itu karena tidak tahu namanya. "Na-Nadia. Buat Ka Bagas aja ya. Kevinnya gak suka minuman manis. Lidahnya beda sendiri."

Nadia merajuk dengan wajah cemberut, lalu melangkah bersama kawan-kawannya dengan kesal.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang