10

533 26 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong!  Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!

"Please jemput gue lo kan udah janji sama gue."

Albert menjambak rambutnya dengan kesal. Cowok itu bangkit dari tempat tidurnya setelah memutus sambungan telepon dari Anna, cewek itu telah mengganggu jam tidurnya. Seharusnya Albert masih bermalas-malasan di tempat tidur karna masa skornya. Albert kemudian pergi dengan motor gedenya menuju rumah Anna dengan wajah kesalnya.

Tampaknya Albert harus lebih bersabar hari ini, dia memandang Anna tanpa ekspresi di atas motornya. Di depannya Dylan sudah menaikan kedua alisnya menatap Albert. Rasanya Albert ingin mengumpat pada kedua orang itu.

  "Lo mau jemput cewek gue? Kenapa tahu rumah Anna?" tanya Dylan, rahangnya menegang.

Albert melihat Anna yang sedang memainkan kukunya dengan santai tanpa rasa bersalah sedikitpun. Saat Albert berniat menghidupkan mesin motornya untuk meninggalkan tempat itu.

 
"Anteriin, gak mau sama dia." Ucap Anna menahan Albert.

 "Naik." Ucap Albert, tanpa menghiraukan wajah Dylan yang kesal. "Mendingan lo cabut dari sini sebelum telat ke sekolah. Jangan jadi cowok terlalu bego." Ujar Albert pada Dylan.

 
"Harusnya ucapan itu untuk lo sendiri. Otak lo nggak waras jemput cewek orang. Diskors nggak bikin lo introspeksi diri ternyata," sindir Dylan.

 
 "Mendingan lo berangkat sendiri Lan, gue gak mau pergi sama lo." cela Anna, ia berdiri diposisi paling dekat dengan motor Albert. Cowok itu menatap tajam Anna, gadis itu menutup mulutnya. Dia tahu Dylan kalau marah suka tidak terkendali.

"Lo!" tunjuk Dylan dengan geram. "Naik motor gue sekarang atau gue bakal buat ribut di depan rumah lo"

Tiba-tiba senyum Albert terbit. "Gak usah capek-capek buat ribut, lo bawa aja cewek lo ini. Gue cabut sekarang." Ujar Albert menyodorkan Anna pada Dylan. Cewek itu cemberut, dia pikir Albert akan melawan Dylan untuknya.

"Hari ini gue maunya dianterin lo." Teriak Anna ketika dia melihat Albert akan bergegas meninggalkannya. Albert tidak mendengarkan, dia tetap pergi dengan motornya.

  "Naik sekarang."

  Anna menurut, dia menaiki motor Dylan. Matanya masih melihat sosok Albert yang semakin menghilang. Sialan emang Albert gak bisa diajak kompromi.

               🎶🎶🎶

  Ota bersiul saat melihat Rosa dan Friska lewat,  Friska memang cantik dan imut tapi kalau Rosa lebih ke aneh melihat gadis itu. Dandanannya terlalu berlebihan. Dia selalu mencari tahu jawaban dalam diri Rosa kenapa Bagas suka sekali menggodanya.

 
   "Friska..." sapa Ota ramah.

  "Abang Kepin... Ika kirim salam!" teriak Rosa, kali ini dia memakai bandana merah dan jam tangan merah. Dia suka memakai barang dengan warna senada.

"Bang Mpin lagi sariawan, makanya nggak bisa ngomong. Senyum aja susah," ujar Ota di samping Kevin.

  "Lo dokter pribadi Kevin ya?" cibir Rosa pada Ota. "Jangan nyesal ya Ka Kevin, kalau Ika diambil orang. Kemarin Ika dapet surat cinta." Rosa memberitahu. Friska langsung mencubit pinggang Rosa dengan wajah merah.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang