21

373 21 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

Setelah kepergian Albert, Anna turun dari ranjang dengan menyeret kakinya yang masih terasa sakit. Kalau dulu dia punya Sekar, Friska, dan Rosa yang akan bersatu kalau salah satu diantara mereka disakiti. Sekarang sungguh menyebalkan, Anna melangkah ke kantin yang sepi karna sudah jam pelajaran.

Walaupun air matanya ingin jatuh, sekuat tenaga Anna menahannya, memang sangat aneh kalau dia berharap Albert sekarang di dekatnya.

Bruk

Tiba- tiba seorang cewek menabraknya hingga menjatuhkan mineralnya.

"Ups, sorry." Putri, selingkuhan Dylan dulu menyilangkan tangannya melihat Anna. "Lo kok penampilannya gini banget. Drama queen banget."

Anna mengambil botol mineralnya. "Drama queen dengan pelakor gak jauh beda kan," ejek Anna. Lalu melanjutkan langkahnya lagi, mengurungkan niatnya untuk duduk di kantin. Anna pergi ke belakang sekolah.

Sebelum duduk di sudut dinding yang tertutup lemari tak terpakai Anna menoleh kanan-kiri memastikan tidak ada orang.

"Nyebelin banget sih orang-orang. Gue kan punya hati, gue manusia. Kenapa gak puas-puasnya ngejelek-jelekin gue." Isak Anna, sesuatu dalam dirinya remuk. Dia menekan dadanya seketika mengingat kenangan buruk.

"Gue gak sanggup terus-menerus dijauhin, ibu Anna mau pindah sekolah aja ya."

"Mereka gak tahu apa-apa sok ngehakimin orang."

"Lo nangis?"

Suara Anna terhenti, jantungnya seakan loncat tahu bahwa bukan dia seorang di tempat itu. Anna mendongak mendapatkan cowok yang dia kenalin menatapnya dengan kerutan di dahi.

Anna mengusap air matanya, menahan malu dan perasaan yang bercampur aduk. "Lo Kevin kan? Anak Orsella juga." Cowok itu mengangguk tanpa ekspresi. Seakan hal biasa melihat wanita menangis.

Rasanya Anna ingin kabur saja, tapi kakinya malah tidak bisa bergerak dari tempatnya. Dan hal yang membuatnya terkejut adalah Kevin duduk di sampingnya kemudian memberikan sebelah earphone ke telinga Anna.

Gadis itu terdiam, tidak ada tanda-tanda Kevin akan menanyakan sesuatu atau mengajak bicara, Anna pasrah mendengarkan lagu yang terdengar di telinganya. Tidak ada anak Orsella yang mendapatkan peringkat pertama di sekolah ini kecuali, Kevin Archelaus. Atau mungkin cowok itu menyogok pihak sekolah karena Keluarganya lumayan kaya.

Keduanya memandang lurus ke depan menikmati lagu Westlife. Gila, itu group band udah lama banget. Cowok seperti Kevin masih mendengarkan lagu itu. Otak Anna berhenti bekerja saat lagu sudah habis.

"Kok di tarik? Kan ada lagu lain," kata Anna.

"Baterai gue udah mau habis." Kevin menyimpan earphone pada tempatnya yang selalu dia bawa. Dari sekian banyak orang di sekolah ini, kenapa dia harus duduk dengan Kevin sang jenius dan pendiam.

"Lanjutin aja nangis lo yang tadi, gue dengerin." Sepertinya kata-kata Anna melekat di otaknya.

"Malu banget gue kok lo bisa denger sih?" desis Anna. Gadis itu menyentakkan kakinya hendak pergi, tapi Kevin menarik tangannya untuk duduk lagi.

Setelah itu Kevin memberikan kotak berisi earphone yang tadi dia masukan ke saku pada tangan Anna. Gadis itu semakin bingung dengan tingkah Kevin.

"Dengerin lagu biar lo gak tertekan. Kebanyakan pikiran bisa stres dan depresi. Semakin lo terhanyut dalam kesedihan, karakter lo bisa terpengaruh. Mungkin aja lo jadi psikopat, atau jadi gila."

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang