33

324 19 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

 

  "Badan lo panas banget. Kita ke dokter ya?" ajak Friska tangannya menyentuh kening Anna, suhu tubuhnya naik.

 Anna menggeleng. "Gue nggak mau ngerepotin lo, Ka. Istirahat sebentar aja pasti sembuh. Lo berangkat sekolah aja." Anna berbaring lemah di tempat tidur Friska.

 "Gue udah minta Rosa ngasih surat izin kita berdua nggak masuk sekolah. Gue bilang sama dia jangan kasih tahu sama Rose, takutnya tuh anak malah ember ke Ota bisa-bisa Al tahu," kata Friska sembari membaguskan selimut Anna.

    "Gue jadi ngerepotin." Ucap Anna.

 "Gakpapa. Lagian sekali-kali nggak masuk juga enggak langsung bikin kita bego kan?" Kata Friska tertawa.

 "By the way nih, gimana hubungan lo sama Kevin? Ada kemajuan kan?" tanya Anna tersenyum menggoda Friska yang sedang berdiri di depannya.

  Friska terdiam sejenak, tanpa senyum dan ekpresi. "Gue males bahas dia, semakin gue nunjukin perasaan gue dia makin sok jual mahal." Kata Friska menarik nafas. Anna memperhatikan Friska, cewek yang mendekati kata sempurna untuk kalangan cewek di SMA mereka, kenapa Kevin gak tergerak hatinya. Kevin pasti gak normal.

 "Jujur sih, tiap ada cewek yang deketin Kevin apalagi di depan gue. Bawaannya pengen menghunus pisau ke cewek itu," kata Friska, mendengar itu Anna menelan saliva. Dia tidak tahu secinta itulah Friska pada Kevin.

"Yakin gak mau gue kasih tahu Al lo di sini?" tanya Friska dengan tawa garing melihat Anna terdiam dengan wajah kaku. "Kalau gue gak yakin. Lo kabarin aja dia, kasih alasan apa aja gitu. Daripada dia uring-iringan nyariin lo." Friska berpendapat.

 "Gue nggak punya pilihan lain Ka, daripada dia buat ribut di rumah lo. Lagian gak mungkin Al nyariin gue." Ujar Anna, secara Albert belum menyatakan cinta padanya.

 "Berani dia ribut di sini. Gue suruh satpam rumah gue yang segede bagong ngusir Albert." Teriak  Friska. "Di sekolah daerah dia. Jangan harep rumah gue juga dijadiin kekuasaan dia." Friska tiba-tiba ngegas.

 Anna tersenyum tipis.  "Kalau itu gue nggak yakin."

  "Iya juga sih. Dia mah nggak liat lawan mau siapa aja maen sikat aja. Yoweslah nggak usah kasih tahu dia. Ribet banget."

Anna tertawa membuat pipinya ikut bergerak refleks membuat pipinya kembali sakit.

      "Auhh," ringisnya.

  "Pelan-pelan dong. Entar lo makin sakit gue juga yang kena tanggungjawab sama Al. Lo istirahat aja ya. Gue keluar cari obat dulu. Anggep aja rumah sendiri, santai wae." Friska beranjak keluar.

Anna duduk di pinggiran kasur. Ia memandangi gelang pemberian Albert, baru siang kemarin dia tersenyum riang karena Albert, malamnya malah kena bogem dari Ayahnya.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang