32

349 15 0
                                    

        Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

    

   "Al darimana aja? Jam pertama tadi nggak keliatan. Gue curiga lo simpen gundik ya? Sibuk amat perasaan gue. Ngaku aja dah!" tukas Bagas, dia tersenyum lebar saat Albert menoleh.

  "Bacot," ketus Albert.

  "Bekicot kali bukan bacot," kekeh Ota menimpali.

   "Itu binatang longor!" cetus Bagas.

 Mereka sedang ada di bawah pohon sambil menonton adik kelas mereka yang sedang olahraga, kelas mereka juga lagi pelajaran olahraga tapi mereka lebih memilih di bawah pohon sambil ngadem setelah melakukan pemanasan.

"Gue lagi ngurusin urusan gue." Ucap Albert bertampang serius. Raymond dan Ota saling memandang.

"Urusan apa? Kayaknya hidup lo banyak banget rahasia ya Al," ledek Raymond menoleh pada Albert. "Kita temen lo kan? Kenapa sih gak jujur sama kita. Semua ini anggota lo, masa iya lo gak percaya kita." Sambung Raymond.

"Nanti juga kalian tahu, gak usah lebay. Kayak gak dikasih jatah." Balas Albert.

Raymond tergelak. "Nyantai bos gitu aja langsung angker muke lo," kekeh Raymond. Tristan menoleh pada Raymond dengan gelengan kepala, kemudian lanjut memandangi murid-murid perempuan yang sedang berebut bola.

Tampak Sekar, Anna, Friska sedang berebut bola bersama murid lain  sedangkan dipinggiran Rosa menjadi team penyorak seorang diri. Merusak pemandangan.

"Ota cewek lo tiap jam olahraga jarang gue liat gabung kawannya lari-lari. Yakin gue nilai dia dapet dari nyogok," kata Tristan meledek. Yang lain pun tertawa.

  "Kata gue sih dia darah L. Lemah, letih, lesu. Nggak ada tenaga, atau dia takut keringatan," tebak Omar memandangi cewek  yang bersorak sendiri itu dengan tampak prihatin.

 "Lo liat Sekar! Sekar aja. Nggak usah pake segala ngoreksi cewek orang. Lama-lama lo salah fokus ke Anna atau Friska." Ota menjahili, seketika mata Albert dan Kevin menjurus pada Tristan.

 "Bahaya lo, Ta! Keliatan nilai PPKN lo paling kecil," cela Bagas. Melihat Albert dan Kevin bergantian.

 "Kenapa gitu?"

 "Bikin orang terpecah belah!  Bentar lagi singa yang bersemayam di dalam diri Kevin bangun terus dipatok lo sama elang peliharaan Albert," kata Bagas lagi.

"Bangsat! Gue lelepin di samudra Pasifik baru tahu," kata Albert. Bagas kalau ngomong suka ngasal.

Omar mengangguk. Gue dukung Al, Abang Bagas emang ngeselin deh." Omar mendadak jadi perempuan mencolek dagu Bagas.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang