Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!
"Lan, tangan lo singkirin gak," protes Anna saat tangan Dylan merangkul pinggang Anna. Tangan Dylan pindah ke bahu Anna membuat tubuh mereka semakin dekat. Anna menghela nafas, melihat tatapan yang melewati mereka. Anna melepaskan sendiri tangan Dylan dari bahunya. Cowok itu berdecak lalu meraih tangan Anna untuk digandeng.
"Lan, lepasin tangan aku. Malu diliatin orang." Anna menarik tangannya dari pegangan Dylan. Cowok itu malah tetap maksa. Anna menundukkan kepalanya saat orang yang lewat menatap mereka.
Dylan memang kayak gitu, suka nunjukin kemesraan di depan umum. Padahal Anna itu risih, moodnya sedang tidak baik.
"Lo pacar gue, gak masalah dong gue pengen nempel sama lo," ucap Dylan, tangannya kembali merangkul pinggang Anna.
"Iya tapi gak gitu juga, Lan. Ini di sekolah, masih pagi," ketus Anna seperti berbisik takut di dengar orang yang lewat. Tangannya melepaskan tangan Dylan.
"Perduli apa sih Ann, lo kebanyakan mikirin kata orang lain." Dylan mencoba merangkul Anna, padahal gadis itu sudah mengerutkan mukanya dari tadi.
"Eh, lo banci ya! Cewek lo nggak mau dipegang maksa lagi," tegur Albert dari belakang. Dari tadi dia sudah menahan diri untuk tidak terpengaruh.
"Ayok Babe, ada orang yang sok ikut campur." Dylan tidak memperdulikan suara Albert, tangannya merangkul pinggang Anna erat. Raut tidak suka Albert membuatnya menyunggingkan senyum puas.
"Lan, tangan lo." Anna memelototi Dylan.
Albert memilting tangan Dylan ke belakang hingga Dylan meringis kesakitan. Ota dan Bagas saling berpandangan, terkejut dengan sikap Albert.
"Lepasin tangan gue anjing!" maki Dylan, sebenarnya dia tidak terlalu berani lagi sama Albert, tapi untuk menjaga harga dirinya dia harus melawan.
"Al, lo apa-apaan sih!" bentak Anna. "Lepasin tangan Dylan, Al!" Albert melempar tangannya dengan kasar. "Lo udah gila? Tiba-tiba nyerang Dylan." Anna menatap tajam pada Albert. Dia berdiri di samping Dylan, memeriksa tangan cowoknya yang sudah merah.
"Cowok lo yang gila, main nyosor aja di jalan!" balas Albert ketus.
"Dia pacar gue apa urusan lo? Jangan dipikir gue takut sama lo ya," teriak Dylan menatap tajam pada Albert.
Ota dan Bagas langsung menahan bahu Albert yang hendak melayangkan tinjunya. Bagas memang sudah curiga Albert menaruh hati pada Anna, tapi tidak menyangka Albert bisa posesif pada gadis yang bukan pacarnya itu."Lo jangan out control gitu Man! Anna pacar Dylan." Bagas mengingatkan. Albert menatap Anna serba salah. Ini bukan karena ia menyukai Anna, hanya saja tidak suka Dylan pamer kemesraan dengan gadis itu.
"Lo suka sama Anna? Oh, ketua Orsela ternyata bisa suka juga sama punya orang," ejek Dylan tersenyum menghina.
Albert tertawa. "Suka? Cewek lo itu cuma pengganggu pemandangan di mata gue."Glek!
Anna memalingkan wajahnya dari tatapan Albert, ucapan itu membuat tubuhnya terasa dingin.
"Wah! Kayaknya ada gesrek di kepala Al!" Ota menggeleng pelan. Begitu juga Bagas yang sedang menebak-nebak perasaan Albert pada Anna.
"Inget omongan lo, jangan sampe telan ludah. Anna punya gue!" Dylan menggandeng tangan Anna yang mematung di sampingnya. Tapi Anna melepaskan tangan Dylan lalu mendekat pada Albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...