18

365 16 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!

"Anna bantuin ibu ya ada pesenan nanti ibu tambahin yang jajan kamu." Ujar Tias sembari menyusun kue buatannya. Mendengar itu Anna bersemangat, selama ini dia mendapat uang tambahan dari berjualan di Sophie sebagai dropshiper tapi penjualannya agak menurun.

 Anna tersenyum. "Beneran ya Bu, soalnya Anna kurang modal buat jualan make-up," Ujarnya. Tangannya tampak lihai mengadon bahan-bahan kue itu.

"Gimana kurang modal sih Ann? Kamu kan beli barangnya kalo ada yang mesan aja." Tias merasa heran.

"Uangnya Anna beliin tas baru," kata Anna cengir. Itu karna Sekar dan Rosa selalu mengatakan tasnya sudah usang. Tias menggeleng, karna itu hasil jerih payah Anna dia tidak mau protes.

"Sebenarnya bingung, tiba-tiba ada yang pesan untuk acara formal. Tapi kan kue ibu makanan jajanan biasa ya," ujar Tias, wajahnya tampak berfikir.

 "Bu-bu yang gituan gak usah dipikirin, udah rejeki kita. Nanti biar Anna aja yang nganterin. Ibu istirahat aja," ujar Anna. Dia teringat party Ellen. Ngeselin banget Albert beneran gak ngajak dia. Anna menatap handphonenya, berniat mengganggu cowok itu.

Setelah tersambung panggilannya Anna.  Dengan memakai headset tersenyum mendengar suara datar Albert.

"Apa?!"

"Ih judes banget sama pacar sendiri," ujar Anna, kedua tangannya sibuk memasukkan kue ke keranjang.

"Kali lo nelpon gue minta ikut ke party Ellen. Gue gak pergi." Ucap suara maskulin diseberang itu. "Sayang banget ya, padahal lo keliatannya lebih excited dari orang-orang yang diundang," ledek Albert.

"Udah gak selera juga gue ke sana. Kalo lo gak ke sana ajakin gue jalan aja sayang. Kemana aja gue mau kok, sekalian cuci mata gue udah lama gak keluar."

Tidak ada jawaban Albert, hingga Anna kira sambungannya telah terputus. Tapi pas di cek masih tersambung kok.

"Hallooo... Al lo gak mati kan?"

"Lo ngajak jalan gue kayak lagi ngajak jalan tetangga lo ya, yakin gue kepala lo gak waras." suara Albert terdengar ketus

"Kalo gak bisa ntar malam, besok deh kita keluar lo jemput gue ya."

"Lo kayaknya menikmati peran lo sebagai pacar Albert Zorlando ya Ann? Padahal lo tahu hubungan kita tanpa perasaan. Udah bagus gue biarin lo bergerak di sekeliling gue."

Anna merengut mendengar suara meledek cowok itu. "Energi lo masih nyala aja ya buat ngehina gue." Ketusnya. Sebenarnya Anna sedang ada perasaan tidak tenang di dalam dirinya. Dia ingin menceritakan tentang ancaman dan juga teror yang dia dapatkan. Lupakan saja sepertinya cowok itu tidak perduli dengannya.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang