28

387 19 0
                                    

Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan FOLLOW AKUN WP INI ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.

Padahal belum musim hujan, tiba-tiba pagi ini gumpalan air dari langit membasahi bumi. Untunglah Anna sudah sampai di sekolah, belum banyak yang datang. Anna menunduk sambil membersihkan sepatunya yang penuh tanah becek, sesekali dia mengumpat kesal melihat sepatunya.

"Baru gue tuci padahal."
 

Hujan masih turun dengan deras, beberapa anak terlihat berdatangan mengenakan payung dan jaket di halaman sekolah. Anna menghela nafas memperhatikan tetesan hujan, hingga tidak sadar seorang wanita berdiri di depannya.

"Jadi inget zaman SMP ya kalo hujan."

Anna tidak kaget, malah dia memandang dingin pada wanita tersebut.

"Inget gue?"

Anna maju dua langkah ke depan gadis itu, sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tali tasnya. Wanita itu masih tersenyum ramah pada Anna.

"Gue gak mungkin lupa sama lo. Cewek yang jadi pelakor hubungan gue sama Dylan. Gue lupa ngucapin congrats sama Lo, akhirnya lo jadi satu-satunya cewek Dylan." Anna tersenyum.

"Ann, Ann... segitunya lo mau lupain gue sebagai temen SMP lo. Gue pikir jadi orang ketiga antara lo sama Dylan, lo bakal inget sama gue." Putri tersenyum, membuat Anna menutup mulutnya rapat-rapat.

"Sebenarnya gue udah lama merhatiin lo, tapi kenyataan lo populer di sekolah bikin gue kayak sampah. Lo berulang kali ngacangin gue. Padahal lo yang sampah." Tanpa menimang-nimang ucapannya, Putri kembali membuat Anna tidak mengerti.

Tahun pertama Putri kaget mendapati dia satu sekolah dengan Anna, yang membuatnya kaget lagi adalah Anna tidak seperti saat SMP. Cewek culun yang miskin, dan menjadi korban bully oleh teman-teman di sekolah. Awalnya Putri kagum dan ingin berkawan, tapi Anna seolah-olah tidak ingat saat Putri mengenalkan dirinya sebagai alumni SMP Tunas Bangsa.

"Gue gak mau berurusan sama lo. Apa pun yang lo lakuin sama gue." Suara Anna pelan menjawab penasaran Putri. Hatinya seperti dilukai oleh kata-kata Anna. Kenapa tidak mau berurusan? Apa Anna tidak mau berkawan dengannya, apa kurangnya seorang Putri.

Tiba-tiba Putri bertepuk tangan pelan dengan tatapan dingin. "Wahh, hebat banget lo masih bisa songong. Ternyata jadi cewek Al bisa bikin lo berasa jadi ratu di sekolah ini ya."

"Lo salah paham Put, gue cuma gak mau hidup kebayang masa lalu. Sorry sikap gue gak bisa lo terima. Lo lebih tahu dari siapapun di sekolah ini gimana jadi gue saat SMP."

Kata-kata itu membuat Putri menatap Anna dalam-dalam. Penuh kesedihan dan putus asa,  masalahnya mulut Putri lebih dulu membicarakan hal buruk tentang Anna pada anak cheers termasuk Dylan.

"Gue harep setelah lo nyebarin foto-foto gue di sosmed, itu udah cukup Put. Gue tahu itu lo." Mendengar itu mata Putri, melotot kaget. Seolah dia tidak terima tuduhan Anna. Tapi sebelum mulut Putri terbuka, Friska datang tersenyum lebar pada Anna.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang