Hai semuanya... Sebelum baca vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.
Siang hari di SMA Labschool.
Dengan suhu udara 39 derajat Celcius membuat para murid yang sudah bosan dengan kegiatan tulis menulis mulai kegerahan. Anna dengan tidak sabarnya melirik jam tangan menunggu bel istirahat berbunyi.
Bu Kokom, guru matematika baru masuk kelas langsung membuka buku cetak dan menyuruh murid mengerjakan tanpa ada pembahasan. Ibu itu selalu seperti itu, setiap datang tidak mau susah-susah menjelaskan mata pelajarannya, terus main kasih soal dari buku cetak untuk dikerjakan. Cari aman dan tidak mau repot alias makan gaji buta.
"Bu Kokom minta didemo kayak Pak Amzari. Ann, bilang ama cowok lo. Guru kayak gini perlu dimuseumkan." Rosa berdecak kesal, kali ini Anna, Friska, dan Rosa memilih bekerja kelompok mengerjakan soalan. Tenang saja Bu Kokom tidak akan protes selama murid tenang mengerjakan tugas.
Friska menggeleng memperhatikan Bu Kokom yang sibuk dengan handphone-nya dengan wajah tersenyum. "Mungkin dia juga butuh hiburan. Gue denger dia belum nikah-nikah padahal udah berumur." Mendengar itu Anna baru tahu Friska suka julid juga. Dan ketika sadar Friska melihatnya bengong menatapnya. Anna langsung mengangguk setuju.
"Cari hiburan di kebun binatang bukan di sini, iyakan?" ucap Anna, karena kurangnya materi dari Bu Kokom membuat teman-temannya mengandalkan Anna untuk dijadikan otak utama menyelesaikan soalan.
"Gak pantes tahu ngomongin guru kita kayak gitu, sesama perempuan gak ada empatinya kalian," protes Rosa.
"Apaansih sok pake empati. Gue bener kali, dia itu juga cuma makan gaji buta doang jadi guru. Gue juga bisa." Friska mulai membanding-bandingkan Bu Kokom dengan dirinya dan guru-guru lesnya di luar jam sekolah. Lebih pintar dan enak cara mengajarnya. Dan itu membuat Anna dan Rosa diam, Friska sudah keterlaluan.
Dan Anna juga baru tahu dari Rosa sewaktu mereka ngobrol saat pagi tadi. Friska mengajaknya ke club malam. Friska ternyata suka clubbing, fotografi dan juga mau meminum alkohol. Tapi, Rosa mengingat kata-kata Friska yang menyebut anak jurnal adalah kegiatan menjijikkan padahal dia suka fotografi.
"Lo tau gak Ann, si Ika akhir-akhir ini pelit ngasih pinjem gue hapenya," ujar Rosa saat Friska mengumpulkan tugas mereka ke depan, Anna menoleh. Detik-detik berikutnya mereka hening karena Friska kembali ke bangkunya.
"Gue perhatiin Ota sering gangguin anak cewek di kantin sama Bagas, cowok lo sehat? Atau kalian udah putus," kata Friska. Rosa tersentak kaget, tebakan Friska benar.
"Nggak usah bahas sekarang, bisa?" bentak Rosa dengan pelan. Anna dan Friska saling melihat. Biasanya Rosa paling semangat bahas Orsela. Friska mendengus sinis.
"Kenapa? Bukannya Ota pacar lo yang ganteng sejagat raya itu anak Orsela. Gue nanya doang udah gitu banget muka lo."
"Hubungan gue sama dia udah selesai! Tamat! Puas? Jadi gue minta sama lo nggak usah bahas dia sekarang ini." Balas Rosa. Anna mengelus bahu Rosa, bersimpati sedangkan Friska tersenyum suram.
"Gue bilang juga apa! Jangan kecantol sama anak Orsella." Ujar Friska, padahal dia sendiri tergila-gila dengan Kevin.
"EKHEM!" Bu Kokom berdehem tanpa melihat ke arah suara berasal.
"Kenapa kalian putus? Dia selingkuh atau lo nggak ngasih dia jatah? Dia dapet cewek yang lebih sexy, lebih cakep, terus lebih penurut? Lo diputusin dia?" cecar Friska. Membuat Anna menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...