22

377 22 0
                                    

  Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.


Anna menyibukkan dirinya dengan game di ponselnya sesekali mengumpati entah karena kalah atau masih kesal dengan sikap Albert. Saat Kevin masuk ke mobil pun Anna tidak sadar, benar-benar penumpang tidak tahu diri. Hingga Kevin membuat suara tinggi saat menutup pintunya, dan itu pun Anna hanya menoleh sebentar.

Hal itu membuat Kevin melirik Anna berulang kali, lalu dengan sengaja dia memberikan seikat bunga ke arah Anna untuk dipegang.

"Hachim! Ha-ha-hacimmm!!"

"Lo beneran takut bunga?"

"Bukan ta-kut. Ha-cimmm!!"

Kevin malah tertawa geli dan semakin menyodorkan bunga itu ke hadapan Anna, menikmatinya tontonan gratis di depannya. "Bohong kan?" tanyanya.

Anna menjauhkan kepalanya, satu tangannya mendorong tangan Kevin menjauhkan bunga yang terlihat cantik itu, gadis itu semakin bersin-bersin hingga Kevin percaya Anna tidak bohong. Lalu meletakkan bunga ke bangku belakang setelah puas tertawa.

"Kayaknya lo yang psikopat bukan gue, nyiksa anak orang." Ujar Anna mengingat ucapan Kevin padanya saat di belakang sekolah. Gadis itu mengucek hidungnya yang sudah memerah.

Kevin malah terbahak, hal yang belum pernah dia lakukan. "Berarti lo harus hati-hati. Jangan-jangan gue bakal bawa lo ke tempat sepi terus...." Melihat Anna yang berekspresi Kevin terhenti berucap. "Kirain gue lo bohong karna males turun." Cowok itu pun menghidupkan mesin mobilnya.

"Sabar Ann yang penting pulang sampe rumah," gumam Anna, ternyata cowok seperti ini yang dipuja-puja Friska. Diam-diam bikin makan hati. Anna membaguskan duduknya ke depan, sesekali melirik Kevin.

"Kaki lo masih sakit gak? Pas jalan gue liat biasa aja," ujar Kevin sambil fokus melihat jalanannya.

"Sakit. Tapi gue paksa biar biasa aja. Gue gak manja."

"Lo emang pinter beracting," puji Kevin dan bermaksud menghinanya. Kevin pertama kali melihat Anna sewaktu MOS anak baru, Anna terlihat menonjol. Cantik dan fashionable. Tapi bukan itu yang membuat Kevin ingat padanya. Cewek itu menang cerdas-cermat mengalahkan seangkatannya dan  aktif di ekskul jurnal.

"Anna."

Gadis itu menoleh padanya, suara Kevin sebelas-dua belas sama Albert. Dingin tak berekspresi, bedanya Albert mulutnya kayak bon cabe walaupun ganteng kayak Jimmi Lin tapi versi bad boy.

"Walaupun semua orang gak suka sama lo, jangan pernah nganggep diri lo gak berharga. Lari dari masalah sikap pecundang. Lo bukan tipe seperti itu kan?"

Entah Anna harus bersyukur atau menyesal naik mobil ini. Kata-kata Kevin seperti penyemangat, ya, emang bener tadinya Anna mau pindah sekolah aja. Anna hanya tersenyum mengangkat bahu, dan dia juga ikut tersenyum.

"Eh ngomong-ngomong, lo udah punya cewek gak?" tanya Anna, Kevin menoleh pada Anna sebentar. "Temen gue ada yang kirim salam sama lo. Mau gak?"

"Ngurus diri lo sendiri aja gak bisa, mau nyomblangin orang." Ujar Kevin. Cewek itu menaikan sudut bibirnya ke atas.

Anna mengarahkan jalan ke rumahnya. Kevin mengerutkan dahinya saat Anna menyuruhnya berhenti di depan gang dipinggir jalan. Gadis itu pun bersiap turun dari mobilnya.

"Dimana rumah lo?"

"Masuk gang," jawab Anna.

"Yaudah gue anterin aja, udah depan gang gini."

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang