Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya!! Dan Follow akun ini dong!! Supaya aku semakin semangat ☺️ Okeh.
"Kamu bahagia nggak balik lagi sama aku?" Rosalind memiringkan duduknya supaya bisa menatap Ota.
"Lumayan," sahut Ota dengan santai. Matanya menatap ke arah teman-temannya yang sedang memperhatikan mereka.
"Kok lumayan?" Rosalind ngegas menekan ucapannya. "Nggak ada gitu yang lebih berekpresi dari lumayan itu?" Ujar Rosa kesal. Bagas menyerup kopi susunya, Raymond mengaduk es jeruknya masih mendengarkan pembicaraan sepasang sejoli itu.
"Lumayan itu udah sangat berekpresi, Yang."
"Okeh. Nggak masalah." Rosalind tersenyum ketika kata Yang itu dilontarkan Ota. Cowok itu pun bernafas lega.
Anna menatap Rosalind setengah takjub, mereka bisa balikan lagi. Friska meletakkan sikutnya ke atas meja lalu kepalanya ditopang telapak tangannya. Menatap Rosalind yang dari tadi heboh.
"Siapa yang ngajak balikan?" tanya Anna.
"Rosa!" Bagas dan Raymond serempak. Ota meneguk ludahnya. Tristan yang dari tadi ikut memasang kuping pun merasa ada yang salah.
"Enak aja gue." Bantah Rosa.
Bagas tertawa. "Gue bilang juga apa."
"Dia." Rosalind langsung menunjuk wajah Ota. "Waktu itu gue jalan di mall sama cowok terus ketemu Ota. Padahal gue sama cowok itu lagi pedekatean. Eh, si Ota cemburu kali ya. Nggak rela gitu gue sama cowok lain. Nah dia ngajak gue ngobrol, ini-itu. Tiba-tiba dia ngajakin gue balikan." Cerita Rosalind. Ota terdiam mendengar ucapan Rosalind. Cemburu? Sok tahu.
"Kamu cemburu kan Yang waktu itu?" ucap Rosalind dengan tawa yang renyah.
"Eh, kulit tangan kamu makin halus ya. Rambut kamu juga harum," kata Ota mencium aroma rambut Rosa bau shampoo.
"Please deh, kamu itu bukan Dylan malah kayak Vicky Prasetyo!" cibir Rosalind menatap Ota ganas. Raymond dan Bagas tertawa terbahak. Sedangkan Tristan memandang jengah pada pasangan satu. Kenapa jam istirahat kali ini sangat panjang.
Jam istirahat kali ini Anna dan Rosa duduk semeja dengan anak Orsella, walaupun katanya sudah bubar tapi kebersamaan mereka masih tak terpisahkan.
"Tan itu Citra, samperin gih dari pada cuma lirik-lirik doang. Katanya udah mulai chatan lagi." Ujar Raymond.
Tristan menggeleng. Hanya bisa menatap Citra dan genknya dari kejauhan. "Entar besar kuping kalo gue kejar dia."
"Lo itu cuma gak percaya diri aja, Tan." Ujar Bagas. "Takut ditolak ya? Udah tenang aja, ada gue. Entar gue bantuin ya."
Ucapan Malaikat Bagas itulah yang kadang malah menjurus ke neraka. Ota menggeleng.
Anna akhirnya tidak tahan untuk menanyakan keberadaan Albert. Dari tadi batang hidung cowok itu belum kelihatan.
"Si Al sekolah, kan?" tanya Anna. Dari pagi dia tidak melihat cowok itu.
"Arrabella juga gak sekolah," kata Bagas memberitahu. Anna terdiam, mungkin kedua orang itu janjian.
"Kangen ya? Emang kalo orang kasmaran itu gak bisa nahan rindu," ledek Raymond, matanya semakin sipit saat tertawa.
"Gue tuh nanyain karena gue peduli dengan sesama manusia. Rasa peduli gue itu terlalu besar makanya kecarian sama dia." Balas Anna melihat Raymond yang masih tertawa. Tetapi tiba-tiba tawanya lenyap begitu saja seperti melihat hantu. Anna pun menoleh ke belakangnya. Cowok itu menatapnya lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...