Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh!
Jika kamu adalah peluru , aku akan menembak diriku sendiri agar bisa memilikimu didalam tubuhku - Anna Luthfiya
"Dimana dia?" tanya Albert.
"Di dalam. Lo tenang aja, nggak ada yang tau gue kurung dia di basecamp kita," jawab Tristan.
"Jaga diluar, jangan kasih siapapun masuk," perintah Albert. Anggota Orsela mengangguk mengerti.
Albert masuk ke dalam ruangan, ia mengunci pintu dengan sengaja. Albert melangkah maju, tatapannya dingin dan tajam membuat aura mencekam dalam ruangan itu.
"Nama lo Dika, anak buah Robin Singgih?" Albert mendekati Dika, wajah cowok itu cemas dan takut. Albert membuka rantai yang mengikat Dika.
"Gue nggak suka berhadapan dengan orang lemah."
Dika bangkit, mencoba untuk lari dengan tenaga yang tersisa. Albert menarik kaki Dika hingga cowok itu terjatuh, terkapar. Ia menyeringai senang, lalu menginjak lengan Dika kuat.
"Aaaarrggghh." Dika berteriak kesakitan. Seperti merasakan tulangnya patah. Albert tersenyum mendesis. Tidak ada ampun jika sudah di tangannya, seolah Lucifer dalam dirinya mengambil alih dan memporak-porandakan mainannya.
Setelah mendengar cerita Tristan, Albert tahu Robin dengan sengaja membuat mata-mata ke sekolahnya. Sekarang Robin tahu Albert bersekolah di sini.
Albert melihat wajah yang babak belur itu, menghunusnya dengan tatapan tajam.
"Lo di suruh Robin buat cari tahu gue kan?" Albert menjambak rambut Dika hingga mendongak.
"Robin bakal datang untuk hancurin lo dan semua anggota Orsela. Gallen juga tahu lo di sini," ucap Dika sambil meringis.
"Udah mau mati juga masih bisa sombong." Albert menepuk wajah Dika lalu menjambak dan menggeret ke arah paku yang tertancap di dinding. Mengarahkan bola mata kanan Dika pada ujung paku itu. Bola mata itu hampir tertancap di paku, tapi Albert tidak melakukannya. Ia mempermainkan ketakutan Dika.
"Ampun Al...Ampun... Gue minta maaf, gue cuma disuruh untuk cari tahu tentang lo dan Orsela," teriak Dika ketakutan.
"Jangan teriak, mau gue sobek mulut lo!" lirih Albert, ia tidak mau anggota Orsela mendengar teriakan Dika. Cowok itu menutup mulutnya dengan air mata yang mengalir.
"Gue bakal biarin lo hidup, supaya gue bisa ngirim lo lagi ke Robin. Bilang sama dia, jangan pernah sentuh milik gue. Kalian bakal berhadapan sama gue," bisik Albert. Dika mengangguk kuat, Albert tersenyum miring kemudian memukul kuat kepala Dika hingga pingsan.
🎶🎶🎶
"Anna.."
"Anna..."
Suara dari belakang itu membuat Anna malas menoleh, suara yang sangat familiar di telinganya. Dulu dia menyukai bila suara itu memanggilnya.
"Anna! Lo nggak denger gue manggil-manggil dari tadi," bentak Dylan, cowok itu sekarang ada di depan Anna. Wajahnya berkeringat dengan baju olahraga yang basah, tangannya masih memegang bola basket.
"Apa sih Lan," jawab Anna jutek.
"Anna, gue duluan ke kelas ya," pamit Rosa. tatapan tidak suka menjurus pada Dylan. Anna dan Dylan sudah putus membuatnya dengan leluasa menunjukkan ketidaksukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...