Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️ Okeh.
Albert berjalan di belakang Anna dengan malas, kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Sore ini mereka sudah dua jam berkeliling pasar malam. Albert hanya menunggu Anna jika gadis itu bermain wahana. Walaupun Anna merayu untuk bermain wahana tetap saja Albert tidak mau.
Anna menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, wajah Albert masih muram dan tak berselera untuk tersenyum. Anna tahu tidak mudah membuat Albert tersenyum dengan keadaan sekarang.
"Gue mau kembang gula kapas," ucap Anna lalu berlari ke arah tenda sebelah kirinya. Albert menatapi kepergian Anna dengan was-was, Anna membuatnya panik. Anna berlari kecil menghampiri Albert setelah menggenggam sebatang kembang gula.
"Manis banget sumpah." Anna memasukkan kembang gula kapas ke dalam mulutnya dengan ekspresi lebay. Percayalah Anna pun tidak menikmati hari ini, dia hanya sedang pura-pura baik-baik saja.
Albert menghadapkan Anna di depannya, tangannya merapikan poni gadis itu yang menutupi matanya. Sudah lama mereka tidak berjalan berdua.
"Lain kali jangan buru-buru gitu, gue enggak akan ninggalin lo kok," ucap Albert lalu menggandeng tangan kanan Anna.
Anna rindu suara riang Albert, rindu senyum laki-laki itu dan rindu Albert bicara banyak padanya. Tapi, tangan hangat Albert cukup membuat Anna merasa aman.
"Sebenarnya gue lebih suka laut, dari pada ke tempat kayak gini," cerita Anna, dengan senyum tipisnya. Albert menoleh dengan kerutan di dahinya. "Karna bokap gue dulu gak pernah bawa gue ke tempat kayak gini seperti anak lain."
"Terus kenapa ngajak ke sini?"
Anna tersenyum, belum saatnya dia mengatakan tujuannya. Anna masih ingin bergandengan tangan dengan Albert. "Gue pengen ngibur lo, tapi gak bisa ya?"
"Jangan suka ngambil keputusan sendiri tentang perasaan orang lain." Albert menatap Anna. "Stop ngambil bagian kesedihan gue, Ann. Gue mau lo bahagia."
"Kalo gitu kali ini lo nurut sama gue, ya?" Anna menggenggam erat tangan Albert, cowok itu melirik genggaman tangan mereka. Lalu tersenyum tipis
"Walaupun gue ngebantah omongan lo, gue tetap nurutin lo, kan?" kata Albert. Anna terkikik.
"Gak salah nyokap lo bilang ada sosok good boy yang bersemayam di dalam diri lo." Ujar Anna, sewaktu dititipkan di rumah Albert. Ternyata, ibu Albert adalah orang yang pernah Anna jumpai saat membeli barang preloved. "Kok, lo gak penasaran sih sama apa aja yang gue lakuin di rumah lo waktu itu?" Karna Albert tidak pernah bertanya sampai saat ini.
Albert berjalan perlahan sambil menggandeng tangan Anna, ia tersenyum. "Gue tahu lo sama nyokap gue punya hobi yang sama. Inget gak, waktu Lo nyelametin gue? Gue liat paper bag lo sama dengan nyokap sering bawa." Ledek Albert. Makanya dia tidak cemas meninggalkan Anna di rumahnya. Waktu itu saat pulang. Ibunya tak henti-henti memuji Anna, mungkin karena mereka satu frekuensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert ( END )
Teen FictionAlbert Zorlando, cowok berparas tampan yang memiliki jiwa Lucifer dalam dirinya yang menjadikannya seseorang yang ditakuti dan disegani di SMA Labschool, bersama keenam kawannya. Mereka disebut Genk Orsela. Hari-hari Al, berubah saat bertemu Anna L...