51

622 22 0
                                    

      

      

 Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar dong! Dan follow akun ini ya!! Supaya aku semakin semangat ☺️ Okeh.

 

 "Anna bengong aja dari tadi, mikirin apa sih lo?" tanya Dylan di samping Anna. "Kenapa ngga pake bikini?" tanya Dylan menatap kecewa pada baju oversize dan celana pendek Anna.

 Anna balas menatapnya dengan sinis. "Ogah gue jadi objek lo." Balas Anna. Dylan terkikik. Terlihat di depan mereka Friska dan Rosa berjalan sambil bergandengan tangan menyelusuri pasir di tepi laut.

"Mereka niat banget ke pantai ya," celetuk Dylan menunjuk dengan dagunya ke arah baju Rosa yang terbuka. Bikini berwarna pink fanta yang menyegarkan mata. "Padahal lo cakep kalau mau makek gituan," kata Dylan sedikit menggoda Anna. Gadis itu tidak menjawab, dia tidak suka pembicara topik ini. Anna memilih duduk di pinggiran tepi pantai melihat Friska dan Rosa sedang bermain air.

Dylan mengikuti Anna, padahal Anna ingin berjauhan dengan Dylan yang tidak abis-abisnya mencari perhatian Anna.

Anna memainkan ponsel-nya, mencari kesibukan. Duduk berdua dengan Dylan membuatnya mengingat masa-masa mereka. Bukan belum melupakan, hanya saja kenangan itu tiba-tiba datang di saat si empunya ada di samping.

"Lo nggak nyaman duduk sama gue?" tanya Dylan.

Anna tertegun, ia mematikan layar ponselnya. "Kenapa ngomong kayak gitu?"

"Karna gue mau tahu jawaban lo. Gue duduk di samping lo, tapi Lo malah sibuk dengan hape," suara Dylan sinis. "Lagi nunggu kabar dari Al ya?"

Anna menggeleng. "Nggak."

Dylan tersenyum tipis. "Nggak nyangka ya mereka bisa tunangan. Gue kira Al tipe cowok yang liat cewek sempurna. Padahal, Arra. Cewek itu." Dylan membayangkan wajah Arrabella. "Semua orang tau masalah dia sama Gallen."

" Udah deh lo gak usah bahas mereka," protes Anna. "Kenapa? Lo kagum sama Al sekarang?" Anna tertawa meledek. "Hati-hati jatuh cinta sama Al."

Dylan tertawa. "Najis! Gue malah pengen CLBK sama lo, Ann." Kata Dylan tidak tahu malu, satu tangannya menyentuh pundak Anna lembut. "Tapi sekarang niat gue beda. Gue siap kok Ann jadi temen curhat lo. Lo butuh pundak buat sandaran, pundak gue selalu siap. Dimana pun kapan pun gue siap." Dylan menepuk pundaknya sendiri.

Anna spontan tertawa. "Coba lo dulu baik kayak gini. Muka lo bikin perut gue sakit."

"Gue serius malah ketawa."

Udah berhari-hari Dylan menemani Anna, dia sadar mereka tidak akan bisa CLBK. Gilanya, Dylan malah betah bersama dengan Anna. Dari semua cewek yang dideketin dia pasti langsung dapet segala yang dia mau. Tapi Anna beda, mereka lumayan lama pacaran tapi Dylan tidak punya kesempatan grepek-grepek Anna.

Albert  ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang