QUINZEEA '06

23.7K 1.6K 109
                                    

Selamat membaca jangan lupa tinggalkan jejak 😊


'Terkadang hidup penuh cobaan... Namun kenapa harus selalu aku yang merasakannya?'
~Quinzeea A.E~

❦❦❦

BOSAN itulah yang Quinzeea rasakan,hari ini semua tugas nya telah selesai. Dan hari ini ia tak ada jadwal untuk ke kantor. Namun Quinzeea akan mengunjungi kantor sekedar menikmati hidangan kantin yang ia rindukan.

Cappuccino hangat dan salad sayur kini menjadi menu kesukaannya. Ia merindukan German, rasanya ingin menjenguk Opa nya di sana. Pasti Opanya merasa kesepian tanpa adanya teman.

"Bagaimana jika aku ke German?" ucap nya pelan sesambil mengaduk minumannya.

"Tidak usah lah, mungkin minggu depan saja" ucap nya dan meminum Cappuccino hangatnya.

Memulai menikmati salad sayur yang ada di depan matanya menghiraukan tatapan dari para pekerja kantor nya. Mungkin mereka sekarang akan mengosipkan atasanya yang ke kantor mengenakan celana panjang dan juga hodi. Namun Quinzeea memilih menghiraukan daripada ada masalah.

"Nona Quinzeea, boleh kah aku berbicara dengan mu?" ucap Seseorang membuat Quinzeea memberhentikan aktivitas makannya.

"Duduk lah" ucap Quinzeea dingin tanpa menatap orang yang kini sudah duduk di depannya.

"Berhenti lah tersenyum" ucap Quinzeea dingin dan menatap laki-laki yang sedari tadi tersenyum kearahnya.

"Maaf, aku hanya ingin berbicara masalah Kristal" ucap Laki-laki itu membuat Quinzeea mengerti kearah mana pembicaraan ini.

"Saya sudah tau jika Anda mendapatkan panggilan Daddy dari Putrisaya" ucap Quinzeea mencoba setenang mungkin.

"Iyaa, aku memohon kepada mu nona untuk memperboleh kan Kristal memanggil aku dengan sebutan itu" ucap Laki-laki tak lain dan tak bukan adalah Juna!

"saya memperboleh kan itu asalkan Kristal menyukai nya" ucap Quinzeea dan menundukan kepalanya.

"Terimakasih jika begitu, aku sudah menganggap Kristal seper-"

"Jangan menganggap nya seperti anakmu" ucap Quinzeea dingin memotong ucapan Juna dan ingin segera pergi.

"Sebenernya ada hubungan apa di antara kita dulu" ucap Juna yang kini mulai serius membuat langkah Quinzeea terhenti.

"Tidak ada! Dan kau bisa pergi dari kantor saya" ucap Quinzeea tanpa menoleh kearah Juna.

"Tapi aku hanya ber-"

"Pergi sekarang!" teriak Quinzeea dan berjalan setengah berlari meninggalkan Kantin.

"Maaf"

Langkah Quinzeea terhenti di depan ruangan miliknya,tanpa menunggu waktu lama ia memasuki ruangan itu dan meneteskan air matanya. Sakit! Itu lah yang ia rasakan saat berbicara dengan dia. Ia sudah menahanya namun tetap saja tidak bisa. Kenapa? Kenapa semua ini harus terjadi dengannya? Ia hanya ingin bahagia! Namun seakan akan takdir tidak membiarkan ia bahagia. Mencintai Juna adalah hal yang paling ia sukai, merindukan senyuman laki-laki itu. Dan juga merindukan tatapan cinta darinya.

QUINZEEA 2 (SELESAI) #S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang