QUINZEEA '33 ✔

20.2K 1.4K 208
                                    

Happy reading 😊

❦❦❦❦

DETIKAN jam memenuhi ruangan itu, tempat yang sedikit berantakan akan banyak nya berkas. Beberapa hari yang lalu Ia menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantor nya. Sekaligus memutus kerjasama dengan perusahaan orang-orang yang telah berniat buruk padanya. Menghancurkan bisnis keluarga dan juga masa depan mereka. Quinzeea sedikit bermain licik sekarang. Ia tidak lagi mementingkan hati lembutnya. Sudah cukup Ia mementingkan keinginan orang lain dan mengasihi nya. Dan sekarang Ia harus mementingkan hidup nya. Para koruptor di perusahaan cabang nya pun sudah Ia tahan dengan bantuan Luca sekaligus tidak memberikan keluarga nya upah sedikit pun. Apa yang mereka perbuat akan berakibat fatal bagi Dia dan seluruh kerabatnya. Itulah prinsip Quinzeea sekarang. Ia memang tidak membunuh dengan tangan nya melainkan melalui perantara nya, mungkin menyiksa perlahan akan lebih menyenangkan daripada langsung membunuhnya.

Tringg! Tringg!

Bunyi alarm jam membuatnya menghentikan aktivitas nya. Wanita itu menutup laptop nya dan berjalan meninggalkan ruangan kerjanya. Dan sudah beberapa hari ini Ia tidak merasakan mual lagi. Dan semuanya baik-baik saja, obat yang Ia minun mampu membuatnya kembali sehat. Tetapi terkadang Ia merasa sakit di perut nya dan terkadang pingsan begitu saja karena kelelahan.

Quinzeea melangkah kan kakinya menuju ruangan sebelah, tempat dimana Luca berada. Kali ini Ia menginginkan sesuatu dan tidak dapat Ia tahan.

Tanpa harus mengetuk pintu, Quinzeea langsung memasuki ruangan itu mendapati Luca yang sedang berbincang dengan Bella? Ia rasa Luca dekat dengan wanita itu, ahh, maksudnya Quinzeea memang sudah mengetahui ada hubungan diantara kedua orang itu.

"Mengganggu ya?" tanya Quinzeea pura-pura, sesungguh nya Ia tidak perlu mengucapkan itu karena Ia memang ingin menganggu waktu Luca.

"Tidak, kak." jawab Luca membuat Quinzeea hanya menganggukan kepalanya dan terduduk di sofa tidak jauh dari meja Luca berada.

"Aku akan pergi," ujar Bella dingin membuat Quinzeea berdeham.

"Pergi kemana? Kau ingin kembali ke London ya?" tanya Quinzeea langsung mendapati anggukan Bella.

"Aku tidak mengizinkan mu pergi!" tolak Quinzeea tiba-tiba membuatnya terkejut. Mengapa?

"Hahaha bercanda, sana keluar." ujar Quinzeea mengusir.

Bella pun keluar dari ruangan Luca meninggalkan Quinzeea dan Laki-laki itu berdua.

"Rujak Es enak kayak nya." ucap Quinzeea tiba-tiba membuat Luca memutar bolamatanya malas. Ia tau apa maksud wanita ini sekarang yaa karena setiap pukul 12 siang, Quinzeea selalu meminta apa saja yang wanita itu ingin kan.

"Aku belikan." putus Luca membuat Quinzeea tertawa senang.

"Dedek pintar!" kekeh Quinzeea sesambil membuka ponselnya. Luca melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruangannya. Sudah hampir 5 hari ini Ia menjadi asisten pribadi Quinzeea yang setia menuruti apa saja permintaaan wanita itu. Beberapa hari yang lalu Quinzeea meminta satu hal yang membuat nya sebal sendiri. Bagaiaman tidak sebal jika Luca harus mengenakan pakaian daster bunga-bunga berwarna pink dan juga rambut pasangan. Quinzeea mendandani Luca secantik mungkin dan langsung menyuruh nya untuk melakukan penyerangan kepada musuh nya. Bayangkan saja musuh Gangster nya menertawai Luca karena cara berpakaian nya. Quinzeea pun hanya mampu melihat dari dalam mobil tanpa ingin membantu Luca. Leader Gangster Red Devil menjadi seorang bencong sudah terkenal dengan cepat nya. Namun Quinzeea tidak ingin nama Gangster nya tercemar jadi Ia menghapus semua berita itu.

QUINZEEA 2 (SELESAI) #S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang