QUINZEEA '44 ✔

19.2K 1.5K 284
                                    

Selamat datang pembaca baru :)

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaa....

HAPPY READING
.
.
😈
.
.

❦❦❦❦

JALANAN begitu ramai, Luca sedari tadi mengendarai kendaraannya tanpa lelah. Sudah hampir 3 jam Ia mengendarai kendaraannya dan juga 6 jam di dalam pesawat. Klaksonan mobil selalu Ia bunyikan, tinggal beberapa menit lagi waktu nya akan habis. Tidak! Ia tidak boleh kehabisan waktu nya. Ia harus segera sampai di mansion Quinzeea sebelum jam lima tiba.

"Sial!" teriak Luca frustrasi sesambil memukul stir mobilnya brutal. Kenapa ponselnya harus mati sekarang! Tidak tepat waktu! Luca pun keluar dari mobilnya dan mengamati sekitarnya. Padat! Itulah yang Ia lihat di sekelilingnya ini. Seluruh tempat terpenuhi oleh mobil dan mobil.

Luca mengambil beberapa barangnya dan dengan cepat keluar dari mobilnya. Ia berlari menelusuri jalanan yang begitu ramai. Jakarta, namun jarak menuju Mansion Quinzeea cukup jauh dari tempatnya berada.

Ia tidak lupa selalu mengamati jam miliknya dan juga mempercepat langkahnya. Ia tahu tidak jauh dari tempatnya ini, terdapat basecamp kecil Red devil dan Ia akan mengendarai motor.

Langkah demi langkah Ia lewati, keringat yang telah membasahi wajahnya dan juga rasa khawatir di pikirannya. Membuat Luca sedikit kurang fokus.

   Tidak membutuhkan waktu lama Luca pun sampai di depan basecamp RD, Ia pun langsung mengambil motor ninja hitam dan syukur lah ada kuncinya. Ia tanpa menjawab sapaan pun melesat jauh menggunakan ninja hitam itu.

"Tunggu kumohon!" gumam Luca yang mulai terfokus dengan kendaraan.

0-0-0-0

    Tempat itu begitu meriah dengan lampu-lampu berwarna-wari, bunga-bunga pun juga menghiasi tempat itu. Irama lagu dapat terdengar begitu tenang di telinga. Juna tengah berada di dalam kamar miliknya, Ia mengenakan jas hitam dengan kemeja putih. Penampilannya begitu perfect di pandang mata.

Wajah dingin dan datar itu menatap kaca di hadapannya, waktu terasa begitu cepat menurut nya. Ketukan pintu kecil dapat Ia dengar, sosok Bunda nya tersenyum lembut kearahnya.

"Anak Bunda sangat tampan," puji Dona tersenyum kearah Juna yang hanya mendatarkan wajahnya.

"Tersenyum lah Juna, ini hari pernikahan mu." kata Dona kembali membuat Juna memutuskan pandangannya.

"Percuma tersenyum jika tidak membuat pernikahan ini batal." ujar Juna dingin membuat Dona hanya membuang nafas pelan dan berjalan kearah putra nya itu.

"Bunda tau apa yang kamu rasakan sekarang, tapi sayang ini bukan waktu nya." balas Bunda nya membelai rambut sang putra penuh sayang.

"Jika Cinta itu pondasi bagi mu maka cobalah me-"

"Aku sudah bilang beberapa kali Bunda, aku tidak mencintai nya." potong Juna cepat.

"Sayang, acara akan di mulai beberapa menit lagi." ucap Bunda nya lembut.

"Aku tau Bunda," lirih Juna dan berdiri dari duduk nya. Ia berjalan kearah balkon kamarnya menikmati angin sore yang menyentuh wajahnya. Angin sore ini berbeda dengan angin sore biasanya. Dingin dan sejuk yang mengingatkan nya dengan sosok yang telah hilang.

QUINZEEA 2 (SELESAI) #S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang