💫💫💫
"Rel, kalo ketemu Axel, suruh dia menemui ibu," titah Dewi, wali kelas 12 IPA - 3 yang bertanggung jawab pada anak didiknya. Seperti yang terjadi antara Malik dan Axel, juga Aurelia yang terlibat, mau tak mau, Dewi ikut menyelesaikan masalah ini.
"Siap, Bu." Aurelia mengangguk paham, kemudian pamit meninggalkan Dewi yang mematung di depan ruang BK. Tadi, Aurelia dan Ega diminta jadi saksi atas perkelahian Axel dan Malik. Apa lagi, kondisi Malik cukup parah dan mengharuskan cowok itu dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan check up.
Fatimah selaku kepala sekolah dan Cahyo selaku guru BK, merasa lelah menghadapi sikap Axel yang selalu berbuat onar. Mereka tak tahu harus menghukum Axel dengan cara apa, karena murid bandelnya itu selalu mengulang hal yang sama. Berantem sama teman atau murid sekolah lain, bolos, merusak fasilitas sekolah atau bahkan mengerjai guru. Banyak surat peringatan yang diberikan kepada Axel, tapi orang tua atau walinya tidak ada yang datang.
Dengar-dengar, orang tua Axel bercerai. Toni menikah dengan wanita berkebangsaan Inggris dan kini tinggal di Inggris, sementara Yulia memilih hidup sendiri dan tinggal bersama Axel. Hubungan keduanya tidak terlalu baik, wanita itu sering tidak pulang ke rumah karena tuntutan pekerjaan. Hal itulah yang membuat Axel merasa kesepian dan terus berbuat onar demi melampiskan amarah yang terpendam.
"Eh!" Aurelia terenyak saat tangannya tiba-tiba ditarik, dan memaksanya berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri koridor yang sepi. "Ih, Axel, lepas!"
Axel terus menggiring Aurelia, hingga berhenti di ruang UKS. Axel membuka dua tirai putih, memastikan tak ada seorang pun yang akan mengusiknya. Kini, Axel melangkah mendekati Aurelia, membuat gadis itu terus melangkah mundur dan terjatuh di salah satu ranjang. Axel mencondongkan wajahnya dengan kedua tangan meremas seprei.
"Lo ... mau ngapain?" Aurelia berusaha menjauhkan tubuhnya dari Axel, karena disadari atau tidak, jantungnya berdegup kencang saat berdekatan dengan cowok itu.
Axel terus menatap tajam manik cokelat Aurelia, seakan memberi isyarat agar tidak macam-macam lagi dengannya, atau lebih tepatnya untuk tidak ikut campur di setiap masalahnya. "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?"
"Hah?" Aurelia menatap bingung pada Axel yang memiliki rasa percaya diri tingkat dewa. "Maksudnya, gue caper ke lo?"
Axel mengangguk sambil menaikkan satu aslinya. "Lo gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue, kan?"
Aurelia terbahak mendengar ucapan Axel, ia mencondongkan tubuhnya, membuat Axel terkesiap karena jarak yang tipis membuat keduanya merasakan embusan napas masing-masing. "Denger ya, Vin Axel. Sejak gue sekolah di sini, gue sama sekali gak tertarik sama lo!"
"Munafik!" Axel tersenyum sinis, ditatapnya Aurelia dengan intens.
"Heh, jaga mulut lo!" Aurelia memekik, tak terima disebut seperti itu. "Lo emang cakep. Lo juga tajir. Tapi, gue bukan cewek yang tergila-gila sama apa yang lo punya!"
"Masa?" Axel menyunggingkan senyum miring, sedetik kemudian ia mengecup bibir Aurelia. Kontan gadis itu menegang, seperti terhipnotis dengan perlakuan Axel. "Ini kan, yang lo mau?"
Aurelia terbelalak, ia melayangkan tamparan keras di pipi Axel. "First kiss gue!" Ia memekik seraya menyentuh bibirnya yang sudah tidak perawan.
Axel terkekeh puas melihat amarah Aurelia. "Lucky you, ciuman pertama lo sama gue," ucapnya, kemudian pergi meninggalkan Aurelia.
Gadis itu mengerjap beberapa kali, menatap Axel yang berjalan melewati UKS dengan santai tak merasa berdosa. "Axel!"
💫💫💫
Published : 2 Juni 2020
Vote + Comment
Love,
Max
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi & Matahari
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya. "Gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue." Aurelia mencondongkan tubuhnya, sontak Axel terkesiap...