💫💫💫
"Xel, stop!" Aurelia menepuk-nepuk pundak Axel, namun cowok itu tak menggubris dan terus melajukan motor menyusuri gang rumahnya.
Knalpot motor terdengar nyaring di tengah sunyinya suasana malam itu. Aurelia turun dengan wajah ketakutan seraya menyerahkan helm pada Axel. "Xel, gue takut nyokap tau gue pulang sama lo."
Axel mengembuskan napas berat, ditatapnya Aurelia dengan sendu. "It's okay, Rel. Gue bakal tanggung jawab kalo lo sampe dimarahin nyokap."
Aurelia menunduk, menekuri sneaker-nya. Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi, kontan Aurelia dan Axel menoleh. Seorang wanita paruh baya berdiri di depan rumah sambil bersandar di pilar, menatap dengan tajam.
"Xel." Aurelia menggeleng pelan saat Axel membuka gerbang rumah dan menghampiri Melinda dengan gentle. Aurelia buru-buru mengekor, dan berdiri di sebelah Axel. Ia menyengir menatap sang mama. "Ma?"
"Berani bohongin Mama?" Satu kalimat terucap dari mulut Melinda, sukses membuat Aurelia terdiam. Gadis itu merasa bersalah karena telah berbohong. "Kamu yang ajak anak saya pergi?" tanya Melinda.
Axel mengangguk, kemudian menyalami Melinda dengan sopan. "Saya Axel," ujarnya. "Maaf, Tan, kalo saya lancang. Saya cuma pengin ajak refreshing Aurel sebelum ujian besok."
"Kamu tau, ini jam berapa?" Sorot mata Melinda terus menatap Axel dengan murka karena anak gadisnya diantar pulang oleh seorang cowok berandal macam Axel.
"Maaf, Ma. Aurel janji, besok gak lakuin ini lagi." Aurelia tak berani menatap Melinda. Seketika ia terenyak saat Axel menggamit tangannya. Ia berusaha melepas, namun Axel menahannya.
Axel menatap Melinda dengan penuh hormat. "Tan, saya tau, saya salah karena anter pulang Aurel di jam yang sangat gak tepat kayak gini. Saya siap kalo Tante marahin saya, tapi saya mohon jangan marah ke Aurel."
"Aurel itu anak saya. Siapa kamu berani ngatur saya untuk gak marah ke Aurel?" tanya Melinda dengan nada membentak. Ia tak peduli jika tetangga kanan kirinya dapat mendengar pertikaian ini. "Sekarang juga, saya minta kamu pulang."
"Tan—"
"Axel—" Aurelia menyela, ia menggeleng pelan, memberi isyarat pada cowok itu agar mengikuti perintah sang mama.
Axel mengembuskan napas berat. "Saya pamit, Tan. Maaf, kalau kedatangan saya memberikan kesan buruk ke Tante. Saya janji, ke depannya saya akan jaga sikap dan gak bikin Tante marah lagi," ucapnya, kemudian menyalami Melinda. Setelah itu, Axel menghadap Aurelia dan ditatapnya gadis itu dengan intens. "Gue pulang dulu ya, Rel. Thanks for today."
Aurelia mengangguk pelan, manik cokelatnya tak lepas dari sosok Axel yang kini berjalan meninggalkannya dan melesat pergi. Kini Aurelia menatap Melinda dengan cemas.
"Mama pernah bilang kan, Mama gak suka kamu pergi sama dia. Kenapa masih ngeyel?" tanya Melinda, tersirat kekecewaan di nada bicaranya. "Mama kecewa sama kamu, Rel."
"Maaf, Ma." Aurelia menunduk seraya memainkan kuku jarinya. "Axel itu cowok baik-baik. Aurel nyaman temenan sama dia. Jadi, Mama jangan khawatir kalo Aurel jalan sama Axel. Kita gak bakal ngapa-ngapain kok. Aurel janji."
💫💫💫
Published : 13 Juni 2020
Vote + Comment
Love,
Max
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi & Matahari
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya. "Gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue." Aurelia mencondongkan tubuhnya, sontak Axel terkesiap...