Komen dong, guys...
Biar aku makin semangat ngetik..💫💫💫
Axel tersenyum lebar mendengar jawaban Aurelia. Masing-masing hanya diberi satu gelas es teh. Kini, keduanya memulai tantangan tersebut. Banyak orang menantikan siapa gerangan yang akan memenangkan challenge ini.
Aurelia telah menghabiskan tiga cabai, matanya memerah dan berair. Sedangkan Axel dengan santai mengunyah cabai-cabai itu tanpa terlihat kepedasana sedikit pun. Aurelia menenggak es tehnya, kemudian mengucir rambutnya karena gerah. Axel sedikit tersedak melihat leher jenjang Aurelia yang menggoda. Ia mengedarkan pandangan, benar saja ... semua lelaki memandangi Aurelia dengan penuh napsu.
Kontan, Axel melepas kembali ikat rambut gadis itu, membuat Aurelia bersungut marah. "Gue bilang, jangan kucir rambut di tempat umum!" gertak Axel, sontak semuanya terdiam, menatap ngeri ke arah Axel, termasuk Aurelia. Gadis itu tak ambil pusing, kembali menyantap batagor serta cabai kelimanya.
Semua menyemangati, kini keadaan berbalik. Cabai ketujuh telah disantap Axel. Sementara Aurelia pasrah, minumnya sudah habis dan perutnya terasa panas. Ia menangis, tak kuasa menahan pedas di mulutnya. "Gue nyerah!" Aurelia mengangkat tangan kanannya, kemudian menyambar es teh milik Axel dan diminumnya hingga habis.
Axel terkekeh geli melihat wajah Aurelia yang memerah bak kepiting rebus. Semua orang memberi tepuk tangan untuk Axel karena telah memenangkan challenge ini. Axel diam sesaat, memberi waktu pada Aurelia untuk menenangkan diri. Gadis itu sudah menghabiskan banyak tisu untuk membuang ingus dan mengelap keringatnya.
Aurelia menoleh saat wajahnya diarahkan Axel agar menatap cowok itu. Ia mengernyit melihat seringai di bibir Axel, dalam hati ia berdoa agar cowok itu tak berbuat hal aneh padanya. "You lose, babe."
Semua murid perempuan yang mendengar ucapan Axel, kontan berteriak. Suara berat Axel dan tatapan tajam manik abunya, sukses menghipnotis mereka. Axel mengelap bibir Aurelia yang bengkak kemerahan dengan ibu jarinya, kemudian berbisik di telinga gadis itu. "I really want to kiss you."
"Xel!" Aurelia refleks mendorong tubuh Axel, kontan cowok itu terbahak. Manik abunya berpendar ke penjuru kantin, tak sengaja menangkap sosok Dea dan kawan-kawan sedang menatapnya dengan benci dari kejauhan. Atensi Axel beralih pada Aurelia yang masih sibuk memakan es batu, kemudian ia berucap. "Aurel kalah challenge dari gue. Artinya, dia harus nurutin satu permintaan gue."
Aurelia meletakkan gelasnya, bersiap mendengar apa yang diucapkan Axel. Tangannya menggenggam gelas dengan erat, kedua matanya pun terpejam.
Axel meraih kedua tangan Aurelia, membuat gadis itu terpaksa menatapnya. "Rel, gue gak minta hal aneh kayak apa yang lo pikirin." Axel menyeringai, sontak Aurelia memutar kedua bola matanya. "Gue cuma minta satu hal." Axel menjeda, ditangkupnya wajah gadis itu dan diusapnya dengan lembut. "Stay with me. Apa pun yang terjadi di antara kita, gue minta lo untuk tetap tinggal. Jangan tinggalin gue, Rel, karena lo adalah kebahagiaan buat gue." Axel mengecup punggung tangan Aurelia sesaat. "Gue sayang sama lo."
💫💫💫
Published : 14 Juni 2020
Vote + Comment
Love,
Max
![](https://img.wattpad.com/cover/49191552-288-k817442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi & Matahari
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya. "Gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue." Aurelia mencondongkan tubuhnya, sontak Axel terkesiap...