💫💫💫
"Aurel!" Suara gebrakan meja mengagetkan Aurelia yang asik membaca novel sembari menunggu pelajaran berikutnya dimulai. Ia menengadah, mendapati tiga pentolan yang suka caper dengan ekspresi datar. Satu earphone-nya dilepas, Aurelia menunggu apa yang akan diucapkan si ketua geng itu. "Gue denger, kemarin lo pulang bareng Axel?"
Aurelia menaikkan satu alisnya, kemudian mengembuskan napas berat. Ia bersandar sambil bersedekap dada. Tatapannya menandakan ia tidak takut sama sekali berhadapan dengan tiga gengster ini. "Kalo iya, kenapa?"
Dea mengulas senyum sinis, sedetik kemudian terbahak bersama kedua temannya. Rambut panjangnya disibakkan, ia kembali menggebrak meja di depannya. "Asal lo tau ya, Axel itu masih cinta sama gue. Jadi, lo jangan ngarep bisa deketin dia!"
"Masa?" jawab Aurelia menantang, membuat Dea semakin bersungut. "Kalo gitu, kenapa lo gak balikkan aja sama dia?" tanyanya, Dea terdiam. "Oh, gue lupa. Mana mungkin, Axel mau punya hubungan toxic sama lo? Cewek caper yang suka selingkuh sana-sini!"
Ucapan Aurelia benar-benar menyulut amarah Dea, hingga satu tamparan keras mendarat di pipi gadis itu. Sontak, seisi kelas menjadi hening, menatap subjek yang jadi tontonan itu dengan tatapan ngeri. "Jaga mulut lo!" Dea membentak sambil menunjuk wajah Aurelia, sementara Putri dan Poppy berjaga-jaga, takut jika tiba-tiba guru datang. "Selama ini gue gak peduli sama keberadaan lo, karena lo emang gak pantes buat dianggap! Cewek miskin, udik, kampungan!" Dea menjambak rambut Aurelia dengan kasar, membuat gadis itu merintih kesakitan.
"Kalo lo marah sama gue, karena Axel deketin gue, lo salah!" Aurelia berteriak, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Dea. Ia melihat ke sekitar, tak ada satu pun yang berniat menolongnya. Mereka bukannya tidak peduli, hanya takut berurusan dengan Dea. "Semua orang di sini tau tentang kelakuan lo!"
"Maksud lo apa? Hah?" Dea semakin menarik rambut Aurelia. "Gak usah sok ikut campur masalah gue!"
"Pantes Axel mutusin lo, kelakuan lo aja gak ada harganya," cibir Aurelia dengan sunggingan sinis. Ia berusaha menguatkan diri untuk tidak terlihat lemah di depan semua orang, biar sakitnya ini ditahankan.
Dea menggeram, kontan ia menekan kepala Aurelia hingga membentur meja. Perilakunya yang sadis, membuat semua orang terenyak, tak menyangka jika Dea berani berbuat seperti itu. "Ngomong sekali lagi, gue hancurin hidup lo!"
Brak! Suara meja yang ditendang, berhasil menginterupsi atensi di ruangan itu. Mereka menoleh, mendapati sosok yang sedari tadi diperebutkan sedang berjalan dengan angkuhnya seraya menatap nyalang ke penjuru kelas. Dea buru-buru melepaskan tangannya dan memasang ekspresi nanar. Sementara Poppy dan Putri langsung bersembunyi di balik punggung Dea.
Aura mencekam membuat semua orang bergidik bersamaan dengan sunggingan simpul di bibir tipis cowok itu. Mereka menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Pasalnya, perkelahian antara Axel dan Malik tempo hari jadi trending topic di SMA Glory.
Manik abu Axel menatap Aurelia yang masih tertunduk, kemudian ia beralih menatap Dea dan teman-temannya. Axel menghapus jarak, lalu menyelipkan rambut Dea ke belakang telinga gadis itu. "Jadi, lo masih cinta sama gue?"
💫💫💫
Published : 9 Juni 2020
Vote + Comment
Love,
Max
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi & Matahari
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya. "Gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue." Aurelia mencondongkan tubuhnya, sontak Axel terkesiap...