47. The Real Bitch

1.5K 87 7
                                    

💫💫💫

"De, lepas!" Aurelia merintih karena pergelangan tangannya dicengkeram sangat kuat oleh Dea. Kini, mereka berada di toilet dekat kelas 12 IPA-3, di ujung tangga. Dea sengaja menyeret Aurelia ke sini, karena tak ingin gadis itu kembali berbuat rusuh dan mengacaukan Axel.

"Lo tuh trouble maker banget sih, Rel? Apa masih kurang lo ngancurin image Axel?" Dea menunjuk Aurelia dengan sorot bengis.

Aurelia meringis saat didorong hingga terbentur dinding, sementara tangannya terasa panas dan perih karena tercabik kuku Dea. Ia mengedarkan pandangan, di toilet itu hanya terdapat mereka berempat. Poppy dan Putri berjaga di depan pintu agar tak ada yang masuk dan memergoki mereka.

"Rel, gue gak nyangka ternyata lo sejalang itu, ya?" Dea menyilangkan kedua tangan di depan dada seraya menatap Aurelia dari atas ke bawah dengan tatapan sinis. "Gue pernah peringatin lo untuk jauhin Axel, kenapa lo sebebal itu sih? Lo ngebet banget ya, jadian sama Axel?"

Aurelia menaikkan satu alisnya, berusaha meredam emosi yang sebenarnya sudah membara dalam dada. Ia mengepalkan tangan, menatap Dea dengan nyalang. "Gue? Ngebet jadian sama Axel?" tanyanya mengulang. "Asal lo tau ya, gue gak pernah ngejar-ngejar Axel kayak apa yang lo lakuin ke dia. Justru dia yang deketin gue, minta gue buat jadi ceweknya. So, if you don't know anything, shut the fuck up!"

Dea menggeram, kedua giginya terkatup. Ia maju satu langkah, menghapus jarak kemudian mencekik leher Aurelia dengan kuat. Kontan Aurelia meringis kesakitan, karena sulit bernapas. "De ... lepas ...."

Dea semakin menguatkan cengkeramannya, sementara Poppy dan Putri kini mulai panik karena Dea seperti kerasukkan setan. "De, stop! Aurel gak bisa napas!" Putri memekik, berusaha menahan tangan Dea, namun Dea justru menatapnya dengan murka. "Diem, lo!"

Aurelia semakin kehabisan napas, matanya memerah dan berair. Ia pikir, mungkin ini akhir dari perjalanan hidupnya. Ia pasrah seraya memejam, membiarkan malaikat pencabut nyawa melakukan tugasnya dengan baik.

"Dea!" Seketika tubuh Dea tersungkur ketika didorong seorang gadis berponi yang tiba-tiba keluar dari salah satu bilik toilet. "Kasar banget sih, lo, jadi cewek? Pantes aja, Axel mutusin lo!"

"Re! Lo jangan ikut campur!" Dea membentak, lalu membersihkan kedua tangannya setelah dibantu berdiri oleh Poppy. "Bilangin temen lo, orang miskin gak tau diri bisanya nyusahin orang!"

Rere menolong Aurelia yang tertunduk tak berdaya, memastikan jika temannya tak mengalami hal fatal akibat perbuatan Dea. "Miskin lo bilang?" tanya Rere mengulang. "Semua murid di sini rata-rata orang berada! Lo tau kan, biaya spp bulanan kita berapa? Bokap Aurel kerja di luar negeri, otomatis dia termasuk orang kaya, sama kayak lo!"

Dea memutar kedua bola matanya malas, diiringi sunggingan sinis di bibirnya. "Bokap dia kan cuma TKI."

Aurelia menatap nyalang manik Dea, sedetik kemudian ia melayangkan tamparan keras di wajah gadis itu. "Lo boleh hina gue, tapi jangan sekali pun lo hina orang tua gue!" Aurelia memekik seraya menunjuk Dea dengan murka.

Dea meyentuh pipinya yang memanas, tak menyangka Aurelia berani menamparnya. Aurelia maju satu langkah, kemudian mendorong bahu Dea hingga tubuh gadis itu terbentur dinding di belakangnya. "Lo pikir gue gak tau kelakuan bejat lo? Hah? Selingkuh di belakang Axel, main sama banyak cowok. Bahkan mesum di gudang sama Malik!"

Ucapan Aurelia berhasil membuat semua orang terdiam, termasuk Dea yang malu karena aibnya terbongkar. Aurelia menatap mata Dea dengan tajam, kemudian desisan sinis lolos dari mulutnya. "Sekarang kalian tau kan, siapa jalang yang sebenarnya?"

💫💫💫

Published : 3 Juli 2020

Vote + Comment

Love,

Max



Sejauh Bumi & MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang