💫💫💫
"Let's go home, tuan putri." Axel mengulurkan tangannya, disambut baik oleh Aurelia. Ia memakaikan helm di kepala gadis itu, kemudian menahan beban motor saat Aurelia menaiki motornya sambil berpegangan pada kedua pundaknya. "Ready?" tanyanya, dijawab anggukkan Aurelia. Kini, motor sport itu melesat meninggalkan pekarangan sekolah.
"De! Si Aurel makin ngelunjak, ya?" Poppy menunjuk bayangan Aurelia yang mulai samar, karena Axel membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Dea menghentakkan kakinya, kesal karena ancamannya tak berpengaruh, justru Aurelia semakin dekat dengan Axel.
"Bener kata Poppy, kayaknya Axel suka deh sama Aurel," ujar Putri menambahi, kontan Dea menatap keduanya dengan tajam. "Gue gak akan tinggal diam lihat Aurel deketin Axel!" Dea menggeram sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Lo mau ngapain, De?" Poppy menyadari akan ada baku hantam season kedua antara Dea dan Aurelia, yang jelas jauh lebih keos daripada tempo hari.
Dea mendengkus, menatap jalanan yang ramai dengan sorot nanar. Amarahnya memuncak, tak terbendung lagi. Ia tak bisa melihat Axel dekat dengan gadis lain. Ia tak terima jika posisinya secepat itu tergantikan dengan sosok yang tidak ada apa-apanya dibanding dirinya. "Lihat aja besok, gue bakal pisahin mereka!"
💫💫💫
"Xel!" Aurelia berteriak, menahan embusan angin yang menerpa wajahnya. Axel melirik dari kaca spion motor. "Kenapa, Rel?"
"Lo gak perlu anter jemput gue setiap hari," ujar Aurelia sambil meremas hoodie biru langit milik Axel. "Gue gak mau ngerepotin lo!"
Axel terkekeh, diusapnya lutut Aurelia dengan lembut. Kontan, gadis itu bersemu. Diakui, usapan di lutut berhasil membuatnya kalang kabut. Axel menoleh, tapi fokusnya tetap pada jalanan. "Kenapa harus sendiri, kalo sekarang lo punya gue?"
Lagi, Aurelia tak bisa menyembunyikan salah tingkahnya. Ia menunduk, berusaha menahan senyum yang terus menghiasi bibirnya. Ia mengusap wajahnya, menghela napas dalam-dalam dan diembuskan secara perlahan. Debaran jantungnya yang semula tak beraturan, kini mulai teratur. Sepanjang perjalanan, Aurelia memilih diam daripada mendengar ucapan Axel yang selalu membuatnya terbawa perasaan.
Kini, motor hitam milik Axel berhenti di depan gang rumah Aurelia. Seperti biasa, gadis itu belum mengizinkan Axel mengantar ke rumah, karena takut Melinda akan mengomelinya lagi. Aurelia menyerahkan helm pada Axel, kemudian merapikan rambutnya yang berantakan. "Thanks, ya."
Axel mengangguk, meletakkan helm di jok belakang, kemudian menatap Aurelia dengan senyum simpul. "Weekend free, gak?"
Aurelia mengernyit. "Kenapa?"
"Gue mau ajak lo lihat konser musik," jawab Axel, tangan kanannya memegang stang, sedang tangan kirinya memegang tangki motor. "Tempatnya gak jauh kok, cuma di alun-alun aja."
Aurelia tampak berpikir sejenak, sejujurnya ia ingin ikut, karena merasa butuh refreshing dari jenuhnya aktivitas belajar. Tapi, ia bingung bagaimana cara izin kepada sang mama. Tak mungkin bilang ingin ke konser musik, apa lagi dengan Axel, yang ada Aurelia akan dicincang habis-habisan. "Hmm, gimana, ya ...."
"Oh, come on." Axel membujuk, diraihanya tangan kiri Aurelia dan diusapnya dengan lembut. "Temenin gue?"
"Gue gak tau harus izin gimana ke nyokap," jawab Aurelia, terlihat gestur tubuhnya sangat gelisah.
"Bilang aja, lo mau belajar kelompok di tempat temen."
"Xel?" Aurelia menaikkan satu alisnya, kemudian bersedekap dada. "Gue gak pernah bohongin orang tua. Dosa."
Axel terkekeh geli, gadisnya ini berbeda dengannya. Aurelia sangat patuh dengan orang tua, sedangkan Axel justru pembangkang. Axel menghela napas berat, ditatapnya Aurelia dengan sorot sendu. "It would be fun, if i'm going with you."
💫💫💫
Published : 12 Juni 2020
Vote + Comment
Love,
Max
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejauh Bumi & Matahari
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya. "Gak usah sok polos. Gue tau, lo naksir gue." Aurelia mencondongkan tubuhnya, sontak Axel terkesiap...