Marco Alejandro

1K 108 4
                                    

Nafsu, ambisi dan hasrat yang berlebihan takkan membawa kebahagiaan

❤❤❤❤

Marco menarik selimut dan merangkul seorang wanita yang tidur di sebelahnya. Malam indah selalu menemaninya kala akhir pekan tiba.
Cap Playboy memang pantas disematkan untuknya. Setiap saat Marco selalu berganti-ganti pasangan seperti yang ia mau.

"Kamu sudah bangun, sayang?" wanita itu menggeliat dan merangkul balik Marco.

"Sudah, tapi aku masih mau di sini sama kamu. Kamu benar-benar hebat semalam," jawab wanita berambut blonde itu.

Marco tersenyum. Pujian dari seorang wanita baginya sesuatu yang biasa dia terima. Dia tahu kalau dia tampan dan mampu menaklukan setiap wanita yang ditemuinya. Dengan wajah blasteran latinonya, tubuh yang atletis dan senyuman yang menawan, rasanya tak ada wanita yang mampu menolak setiap ajakannya. Walau itu hanya semalam saja.

Marco melirik jam di dinding. Sudah hampir jam 10 pagi. Itu artinya Sarah sebentar lagi datang.

"Sayang, kamu harus cepat pergi dari sini! Cewekku sebentar lagi datang!" perintah Marco dan berpura - pura panik.

"Semalam kamu bilang kamu nggak punya cewek. Kok sekarang kamu bilang kamu punya pacar!" cicit sang wanita sambil mengenakan bajunya.

"Semalam aku mabuk. Aku tidak tahu apa yang sudah aku omongkan."

"Ah dasar kamu pembohong! Bilang saja kamu sengaja mau ngusir aku. Laki-laki nggak tahu diri!"

Wanita itu pun bergegas dan meninggalkan Marco sendirian. Marco segera bergegas ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya, jangan sampai Sarah tahu kalau dia barusan bersama wanita lain.

TING TONG

Marco membukakan pintu. Berdiri seorang perempuan cantik tinggi semampai di ambang pintu sambil menebar senyum manisnya.

"Pagi sayang," sapanya mesra sambil memeluk dan memberikan kecupan pada Marco.

"Pagi--," jawab Marco sedikit malas.

"Kok kayaknya kamu nggak bergairah gitu?"

"Kayaknya aku lagi nggak enak badan."

"Hari ini perlu perawat ekstra dong kalau gitu?"

Sarah mencium Marco lagi. Sudah seminggu Sarah tak mengunjungi Marco. Hasratnya menggebu.

"Aku lagi nggak nafsu!" ketus Marco.

"Kamu kok gitu sih sayang. Aku sengaja loh dateng pagi-pagi begini buat kamu. Aku tahu kamu paling suka di pagi hari."

Marco diam sejenak.

"Mana uang minggu ini?"

"Sabar dulu kenapa sih? Nggak bisa yah bikin aku senang?"

"Aku perlu uangnya. Kamu sudah beberapa bulan ini memberi sedikit sekali."

Sarah mengambil tasnya. Mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluhan dan menyematkan ke dalam celana jeans Marco. Marco segera mengambil dan menghitungnya.

"Kok cuma 150 Euro? Ini bener-bener sedikit sekali, Sarah. Mana bisa aku hidup dengan uang segini!"

"Minggu lalu kan kamu dapat 200 Euro, Marco. Aku rasa itu cukuplah untuk satu minggu."

"Sarah, setiap minggu kamu sedikit sekali memberi uang. Kemarin 200, dan sekarang cuman 150! Apa besok kamu mau memberiku hanya 100 atau 50 saja?"

"Marco, kamu tahu kalau aku sekarang sudah tidak bersama lagi dengan Christian. Sekarang aku hanya mengandalkan pekerjaanku sebagai model. Kamu tahu 'kan, pekerjaan sebagai model nggak selalu ramai. Kadang aku dapat job, kadang juga nggak ada. Aku rasa itu cukuplah untuk sementara, ok sayang?"

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang