Part perampokan ini terinspirasi dari kejadian nyata yang terjadi pada 25 Agustus 2020 lalu di Berlin, kurang lebih 10 menit dari apartemen Author.
❤❤❤❤
Matahari menggeliat malas menampakkan sinar terang ketika sang awan mulai beranjak pergi bersama angin yang berhembus ke arah barat. Ruas jalan utama di Schöneberg, nama salah satu area di Berlin sudah terlihat cukup ramai.
Pertokoan yang berjejer sepanjang jalan, beberapa supermarket, apotik dan dua bank besar sudah mulai melakukan rutinitas mereka. Para pejalan kaki dan beberapa orang yang bersepeda juga sudah memadati troatoar di kedua sisi jalan besar itu. Seorang nenek dengan kacamata tebal mengumpat kesal saat sebuah sepeda hampir saja melanggarnya. Belum lagi mobil-mobil pribadi yang sudah indah teratur terparkir di setiap sisi jalan. Tak ada ruas jalan yang kosong, semuanya penuh padat dengan mobil-mobil pribadi itu. Beberapa orang juga nampak sudah asyik menyeruput secangkir kopi dan menikmati croissant berlapis coklat di gerai toko roti dan cafe di sana. Geliat ekonomi nampak jelas di daerah ini.
Jam baru menunjukkan pukul 10 pagi, namun semua aktifitas di jalan itu sudah berjalan. Pintu sebuah bank baru saja dibuka oleh seorang pegawai security. Para nasabah yang sudah menunggu sedari tadi perlahan mengantre dengan tertib.
Seorang pria paruh baya dengan muka cemberut segera mendatangi seorang wanita petugas bank yang sudah berdiri di depannya dengan senyum hangat menyapa. "Guten Morgen. Was kann ich für Sie tun?" (selamat pagi, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?)
"Morgen," (pagi) pria paruh baya itu mengucap pelan. "Sejak kemarin saya tidak bisa menggunakan lagi kartu ATM saya," ucapnya kesal.
"Boleh saya minta kartu ATM dan kartu identitas Anda?" sambut wanita itu sembari membetulkan kacamatanya.
Pria paruh baya itu mengambil dompetnya dan mengeluarkan dua kartu lalu menyerahkan pada sang petugas bank. Wanita itu menerima kartu ATM dan identitas pria itu lalu berkata, "Herr Joachim, kartu ATM Anda sudah melewati batas waktu. Kartu ini sudah tak berlaku lagi. Apa Anda tidak menerima surat pemberitahuan kami?"
Pria yang dipanggil Herr Joachim itu menggelengkan kepala. "Saya tak menerimanya atau--" pria paruh baya itu terdiam sejenak, "saya sudah melewatkannya. Terlalu banyak surat yang datang beberapa minggu ini ke rumah saya. Hmm ..."
"Begini saja Herr Joachim. Coba periksa lagi surat-surat itu. Jika memang Anda tidak menemukannya, silahkan Anda datang lagi kesini. Kami akan segera memperbaharuinya. Untuk pengambilan uang, Anda bisa lakukan dulu secara manual di sini selama Anda belum menerima kartu ATM yang baru. Kami di sini akan selalu siap membantu jika Anda memerlukan bantuan," wanita itu mengucap sambil menyunggingkan senyum.
"Terima kasih banyak," kata Herr Joachim seraya berlalu pergi dan nasabah berikutnya sudah siap menunggu untuk dipanggil.
Sementara tak jauh dari bank itu, meluncur tiga sepeda dengan kecepatan tinggi, melesat cepat dan gesit menembus jalan. Rem berderit kencang saat mereka tepat berhenti di depan bank.
"Cepat pakai masker kalian!" perintah Marco pada Vladimir dan Burak.
Vladimir dan Burak segera mengikuti perintah itu, memasang masker mereka sampai ke batas hidung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)
AléatoireSiapkan hati untuk merenung, apa arti cinta dan keluarga. Qarira, gadis pengungsi dari Syria ingin menata dan memulai hidup baru di kota Berlin, Jerman. Akbar, pemuda rupawan blasteran Indonesia yang sekaligus seorang dokter kepala di RS terkenal di...