Beberapa jam sebelum kecelakaan...
Sarah mencengkramkan tangan pada tembok di depannya. Tembok itu membantu pandangannya mengamati suasana restauran. Bersembunyi di balik tembok dan memperhatikan gerak-gerik pasangan muda jauh di depannya. Qarira dan Christian nampak akrab berbincang-bincang. Sesekali mereka tersenyum dan tertawa kecil.
Tunggu saja perempuan sialan, aku akan memberi pelajaran padamu! batin Sarah.
Sudah beberapa bulan ini Sarah berusaha mendekati lagi Christian, namun selalu gagal. Sarah tahu betul kemampuannya dalam hal merayu laki-laki. Laki-laki mana yang tak jatuh dalam pelukannya. Selain cantik dan seorang model terkenal, dia juga gadis yang pintar dalam hubungan asmara. Kini Sarah baru menyadari, ada perempuan lain yang menghalangi langkahnya.
TERNYATA KAMU PENGHALANGNYA, LIHAT SAJA! batinnya lagi.
Sarah menatap penuh amarah dan sinis. Dia bertekad semua yang diinginkannya pasti bakal dapat direngkuhnya, tak terkecuali dengan Christian. Dia terkesiap kaget saat sebuah tangan yang kekar memegang pundaknya. "Apa yang sedang kamu perhatikan?" tanya seorang pria yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Pedro! Apa yang kamu lakukan disini?" Sarah bertanya balik. Pedro tak menjawab tapi ikutan mengintip dari balik tembok.
"Qarira--gadis pelayan itu!" ucap Pedro berbinar.
"Kamu mengenal gadis itu?" tanya Sarah penasaran.
"Ya. Aku mengenalnya. Dia bekerja di sebuah cafe di dekat rumahku."
"Dan kau menyukainya?" selidik Sarah memandang manik Pedro yang terus menyorot tajam kearah Qarira.
"Kenapa? Kamu cemburu, sayang?"
"Tidak sama sekali! Lelaki itu adalah mantanku--Christian. Aku masih mencintainya."
"Jadi kau cemburu pada Qarira?" tanya Pedro dengan nada menggoda.
"Terus terang--ya! Aku harus mendapatkan kembali Christian. Dia harus ada dalam pelukanku lagi!" Sarah menyipitkan kedua matanya dan mendengus kesal.
"Jadi apa rencanamu?" Pedro melihat bara api dimata Sarah.
"Memberi pelajaran pada mereka berdua!" jawab Sarah penuh amarah.
"Caranya?"
Sarah tak menjawab. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga Pedro dan membisikkan sesuatu. Matanya berkilat bagai sebilah belati yang siap untuk dihujamkan. Pedro mendengarkan dengan seksama lantas tersenyum licik penuh kemenangan.
❤❤❤❤
"Guten Abend," sapa Pedro ramah pada dua orang yang sedang asyik berbincang-bincang di depannya.
"Abend," balas Christian memandang pria asing yang berdiri dihadapannya.
"Pedro," ucap Qarira sedikit melongo. Baru tadi siang dia berkenalan dengan Pedro, kini laki-laki itu sudah berdiri dihadapannya.
"Kamu mengenalnya?" tanya Christian menoleh kearah Qarira.
"Dia salah satu pelanggan di cafeku, seperti dirimu."
"Hi, aku Pedro!" Pedro menyodorkan tangannya pada Christian.
"Christian," jawab Christian membalas uluran tangan Pedro.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)
AcakSiapkan hati untuk merenung, apa arti cinta dan keluarga. Qarira, gadis pengungsi dari Syria ingin menata dan memulai hidup baru di kota Berlin, Jerman. Akbar, pemuda rupawan blasteran Indonesia yang sekaligus seorang dokter kepala di RS terkenal di...