Firasat

564 62 1
                                    

"Apa kamu sudah tidur?"

Pesan singkat di Whatsapp dari Christian baru dibaca Qarira.

"Belum."

Ketik Qarira singkat lalu mengirimkannya balik.

KRIING

"Hallo Chris," sapa Qarira pelan.

"Hallo Qarira, maaf aku menganggumu."

"Nggak apa-apa, Chris. Aku--" Qarira terbatuk-batuk. Mulutnya kelu dan seluruh wajahnya terasa kebas.

"Kamu baik-baik saja, 'kan?" Christian bertanya mulai tak tenang.

"Aku--" Qarira tak melanjutkan kata-katanya. Airmatanya tak bisa dibendung lagi. Ditumpahkannya semua.

Christian bingung harus berbuat apa. Berulang kali dia bertanya namun Qarira tak menjawabnya. Hanya isak tangisnya terdengar di telepon.

"Aku kesana sekarang, tunggu aku please!"

Christian memutuskan untuk mengunjungi Qarira. Karena dia tahu ada yang tak beres dengan gadis itu. Tiga puluh menit berikutnya Christian sampai di depan gedung apartemen di mana Qarira tinggal.

"Malam Pak," sapa Christian pada seorang penjaga gedung itu.

"Ada perlu apa Anda malam-malam kesini?" seorang pria arab dengan ketus bertanya.

"Saya ingin mengunjungi teman, Pak."

"Mengunjungi teman? Anda yang benar saja? Ini sudah hampir tengah malam! Bagaimana Anda bisa mau mengunjungi teman di tempat penampungan pengungsi begini pada jam segini!"

"Maaf Pak, sepertinya telah terjadi sesuatu dengan teman saya itu," Christian mulai hilang kesabaran.

"Hey, anak muda! Lihat ini, jam kunjungan hanya bisa sampai jam 9 malam saja. Ini sudah hampir jam 12 malam. Kamu gila ya!"

"Tapi Pak, teman saya itu perempuan. Dia sepertinya--"

Pria itu langsung memotong, "Teman Anda perempuan dan Anda ingin mengunjunginya sekarang? Dengar anak muda, semua yang tinggal di sini adalah muslim dan kamu mau mengunjungi seorang perempuan di tengah malam begini! Maaf, lebih baik kamu pulang saja!"

"Tapi Pak--"

"Silahkan meninggalkan tempat ini atau saya akan telepon polisi!" pria itu terlihat benar-benar marah.

Christian melangkah mundur dan berbalik. Pria itu benar, ini sudah terlalu malam untuk sebuah kunjungan. Apalagi tempat ini adalah tempat penampungan pengungsi yang notabene para pengungsi ini masih diawasi oleh pihak pemerintah Jerman.

"Hi, aku sudah di bawah. Tapi aku tak diizinkan masuk karena ini sudah terlalu malam. Maafkan aku. Apa kamu sudah baikan sekarang?" dari nada suaranya jelas-jelas Christian sangat mengkhawatirkan keadaan Qarira.

"Nggak apa-apa, Chris. Aku sudah mendingan sekarang. Terima kasih," isak Qarira masih terdengar.

"Tolong jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku--aku hampir diperkosa tadi," dengan suara terbata-bata Qarira mulai menjelaskan. Bulir-bulir airmatanya kembali jatuh.

"Masya Allah, Qarira!" Christian terkejut bukan kepalang, "siapa yang melakukan itu? Katakan padaku!"

"Aku tak tahu, Chris. Ada dua orang lelaki  yang membuntutiku hingga dekat rumah. Mereka menyergap dan menyerangku."

"Biadab! Siapa mereka? Masihkah kau mengenalinya?" Christian mengepalkan tangannya.

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang