Luka yang Kurindu

902 65 2
                                    

Segala yang kau ucap bohong
Kau lakukan omong kosong
Tak perlu lagi percaya
Kau hanya pura - pura

Kita diujung perpisahan
Namun selalu kurindukan
Kau luka yang kurindu

-Mahen-

❤❤❤❤

Qarira menuruni tangga di pintu keluar S-Bahnhof Tiergarten. Kata Dinda dia harus ke arah dimana ada toko fast food terkenal. Dari sana dia bisa melihat monumen Siegessäule menjulang tinggi.

Siegessäule di Tiergarten adalah salah satu pemandangan paling penting di Berlin, dan salah satu monumen nasional paling penting di Jerman. Awalnya dibangun diatas Königplatz pada tahun 1864-1873 oleh Heinrick Strack untuk mengenang perang unifikasi, dipindahkan ke lokasi sekarang pada tahun 1938-1939 bersama dengan monumen Bismarck, Roon dan Moltkes. Victoria yang berada diujung paling atas Siegessäule dimahkotai oleh Friedrich Drake dan dikenal di Berlin sebagai "Golddelse".

 Victoria yang berada diujung paling atas Siegessäule dimahkotai oleh Friedrich Drake dan dikenal di Berlin sebagai "Golddelse"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siegessäule dengan Golddelse diatasnya


Tanpa kesulitan Qarira menemukan toko fast food itu dan dari sana dia bisa melihat dengan jelas megahnya Siegessäule dari kejauhan.  Untuk sampai kesana pejalan kaki harus berjalan kurang lebih kira-kira 2 kilometer. Sepanjang berjalan diantara dua ruas jalan besar itu, terlihat beberapa orang yang sedang jogging atau sekedar berjalan-jalan dengan hewan peliharaan, tiang-tiang lampu dengan lentera bergaya khas Eropa barat berjajar memperindah jalan-jalan di Tiergarten. Ketika Qarira sampai di bundaran dimana Siegessäule berdiri, bangku-bangku keramik beserta patung-patung monumen bergaya khas Eropapun menambah cantik salah satu aset yang sering dikunjungi para turis disini.

Qarira memandang sekeliling. Beberapa jalan yang membelah bundaran Siegessäule terlihat ramai. Maklum Strasse des 17. Juni merupakan salah satu jalan terpadat di tengah kota dan jalan yang mempunyai sejarah tersendiri di Berlin.

Pandangan Qarira berhenti di salah satu bangku, seorang gadis dengan gaun warna hitam selutut sedang melambai-lambaikan tangannya dari kejauhan.

"Qarira!" panggilnya.

Qarira melambaikan tangannya balik dan tersenyum ceria.

"Dinda ... tunggu!" Qarira berjalan menuju arah gadis tadi yang tak lain adalah Dinda.

"Udah lama ya kita nggak ketemu," sapa Qarira sambil memeluk Dinda dan Dinda balik memeluknya.

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang