Pameran

1.2K 143 7
                                    

Aku pikir cinta pada pandang pertama itu mitos, tapi ternyata itu benar-benar ada

❤❤❤❤

Kedua manik indah gadis berhijab biru terang itu membulat ke sebuah lukisan di depannya ... Museum Louvre. Museum terkenal dari negara Perancis dengan lukisan paling fenomenalnya Monalisa. Tak menyangka kalau Museum Louvre selain menyimpan karya seni dari seniman kenamaan Eropa, ternyata juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah peradaban Islam. Qarira berdecak kagum.

Namun ada yang menarik perhatiannya. Sebuah lukisan tak jauh dari lukisan pertama "Sehitlik Moschee". Sebuah lukisan dengan gaya era tahun 70an menggelitik untuk dipandanginya.

"Masjid tertua di Jerman. Pada abad ke-18 Masehi, Kehilafan Turki Usmani tercatat sebagai sebuah kerajaan terbesar di dunia. Wilayahnya mencakup 2/3 dunia yaitu terbentang dari Afrika, Timur Tengah hingga ke daratan Eropa. Untuk itu sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh di dunia, Turki Usmani disegani oleh kerajaan - kerajaan di Eropa. Seiring bertambahnya jumlah etnis Turki yang menetap di Jerman, pada tahun 1983, dibangun sebuah masjid yang diberi nama Berlin Turk Sehitlik Camii. Namun masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Sehitlik. Masjid yang memiliki sejarah yang cukup panjang, dan tercatat sebagai masjid umat Islam tertua di Jerman. Masjid ini sendiri terletak di jalan Columbiadamm, daerah Tempelhof ditengah - tengah kota Berlin. Masjid Sehitlik berdiri dengan sebuah kubah besar serta dua menara lancip yang menjadikannya sebagai ciri khas masjid ini."

Begitu informasi yang Qarira baca di bawah lukisan Masjid Sehitlik.

"Aku harus ke sana suatu hari nanti. Toh ga jauh dari di mana ia tinggal sekarang," pikirnya dalam hati.

 Toh ga jauh dari di mana ia tinggal sekarang," pikirnya dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masjid Sehitlik

Terlihat banyak pengunjung di pameran ini, sebagian besar dari mereka begitu antusias untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam selama di Eropa. Terbukti beberapa petugas yang sibuk memberikan informasi atau sekedar jawaban kepada para pengunjung yang bertanya.

Tempat pameran itu cukup besar dan luas, terbagi dari beberapa ruangan. Ada juga sebuah sal bioskop yang tak begitu besar, kemungkinan bisa menampung kurang lebih 50 penonton, sebuah kafetaria kecil untuk pengunjung dan beberapa ruang kantor yang kemungkinan difungsikan sebagai ruang operasional.

Qarira melangkah ke ruang berikutnya. Sebuah ruangan kecil dengan pencahayaan sedikit remang-remang dengan beberapa bangku panjang dan sebuah proyektor di bagian belakang. Beberapa pengunjung tampak asyik memperhatikan cuplikan-cuplikan gambar dan informasi yang ditampilkan dari proyektor itu. Qarira ikut mengamati.

"Perkembangan Islam di Spanyol"

Slide berikutnya ...

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang