Christian Martin

1.3K 146 21
                                    

Cinta itu tak memandang status

❤❤❤❤

Mobil sport warna merah itu memasuki parkiran bawah tanah. Mobil itu berhenti tepat di depan sebuah lift. Seorang lelaki muda dan gagah melangkah keluar dari mobil itu. Berpakaian rapi dan berpenampilan klimis menjadi daya tarik tersendiri dari laki-laki itu. Dia melangkah menuju lift yang bertuliskan "Martin Company". Pria itu memencet angka 20.

TING

Pintu lift terbuka. Pria itu melangkah keluar.

"Selamat siang, Herr Martin," sapa seorang wanita dari balik sebuah meja.

"Selamat siang, Katrin," jawabnya berwibawa menuju ruangan "CEO Room".

Christian Martin, pengusaha muda kaya raya berusia 27 tahun, CEO Martin Company, perusahaan yang ia dirikan beberapa tahun silam. Ia dikenal bertangan dingin dalam berbisnis. Dia pria blasteran, tak salah jika dia memiliki rambut pirang dan mata biru terang. Rambutnya ikal hampir sebahu selalu tertata rapi, dan cambang tipis di kedua pipinya. Alamak, ini mah idaman Author banget!

"Apa semua sudah siap untuk meeting, Katrin?"

"Sudah, Pak. Semuanya sudah siap," jawab Katrin di seberang telpon.

"Baik, saya segera kesana," Christian membereskan file-file untuk presentasinya.

TING

Pintu terbuka. Ruangan meeting itu terlihat mewah dengan furniture modern. Sebuah meja bundar panjang warna putih bersih dan 10 kursi mengelilinginya. Sebuah layar proyektor cukup besar berada diujung ruangan. Dinding-dinding kaca memberi kesan luxus menampilkan pemandangan luar kota Berlin dari sudut atas .

Para pegawai wanita saling berbisik, membicarakan ketampanan Christian, CEO idaman wanita.

"Chefku cakep banget yah."

"Ya ampun, dia kayak dewa-dewa yunani banget."

"Mau dong jadi istrinya. Udah cakep, kaya, pinter lagi."

"Tegas, berkharisma, ramah dan masih muda, siapa sih yang tidak bertekuk-lutut sama dia."

"Brewoknya itu ya ampun bikin geregetan."

Begitulah kira-kira pujian para pegawai wanita di Martin Company terhadap sosok Christian Martin. Seorang CEO yang benar-benar dihormati dan digandrungi setiap wanita.

"Selamat siang semuanya," ucap Christian memberi salam.

"Siang, Pak," jawab yang lain hampir berbarengan.

"Seperti yang saya katakan dua hari yang lalu kalau perusahaan kita akan melakukan kerjasama dengan beberapa negara di Asia, seperti China, Singapura, Thailand dan Indonesia. Ini adalah kesempatan kita untuk melakukan ekspansi besar-besaran. Peluang kita sangat besar. Belum banyak perusahaan yang melihat peluang ini. Kita harus gerak cepat, supaya kita bisa menguasai pangsa yang ada. Kalian tahu, Asia merupakan pasar terbesar selain Amerika. Apabila proyek ini berhasil, bukan tidak mungkin kita juga melakukan ekspansi ke negara-negara yang lain," kata Christian mengawali rapat.

"Bagaimana proyek kita yang ada di Frankfurt, Pak?" tanya Marina salah satu Manager di perusahaan itu.

"Untuk itu aku serahkan kepadamu, Marina. Selama saya tak ada di Jerman, semua yang berhubungan dengan proyek kita di Frankfurt kamulah yang menghandle."

"Baik, Pak. Saya sudah siap. Tapi ada beberapa pertanyaan lagi yang nanti harus saya tanyakan pada Bapak."

"Silahkan. Dan kamu Thomas. Tolong siapkan laporan-laporan yang sudah saya minta kemarin. Rinciannya saya sudah berikan pada Katrin. Dan jangan lupa siapkan budget selama saya tak ada di Jerman untuk semua proyek-proyek kita yang ada. Selama Marina ke Frankfurt, kamu yang bertanggungjawab di Berlin ... mengerti?"

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang