08. Lapis Legit

501 67 12
                                    

"Shak, ini beneran gapapa lo ajak gue?" tanya Rena pada Shaka yang sedang menyetir.

"Santai, Kalea aja dateng."

"IH KOK GUE NGGAK TAU???" tanya Rena setengah berteriak.

"Makanya kalo di chat itu bales, lo pasti nggak isi kuota deh."

Sudah satu minggu Rena memang tidak on social media, kuotanya habis. Wanita itu memang sengaja tidak membeli paket internet karena males, biar fokus jaga toko kue, pikirnya. Rena itu tipe cewek yang cepat banget kuotanya habis karena sering sekali mencari info tentang fashion, salah satu kesukaannya selain pada makanan manis. Padahal baru beli tiga hari yang lalu lalu tiba-tiba sudah ada pemberitahuan kalau saldo kuotanya habis.

"Gue udah chat lo seminggu yang lalu kalau kakak gue mau nikah."

"Lain kali telfon aja sih pake nomer," kata Rena.

"Beli kuota."

"Iya nanti."


Shaka dan Rena sudah sampai di parkiran gedung pernikahan mbak Shinta. Rena melihat jajaran mobil yang terparkir, ada mobil Kalea di sana.

"Mau diem doang atau gue tinggal?" tanya Shaka sambil menjulurkan tangannya.

"Ikut." jawab Rena meraih tangan Shaka kemudian masuk ke dalam.

.

"Rena!" panggil Kalea.

Rena menoleh kemudian menghampiri Kalea, "Kok gue nggak tau sih kalau hari ini mbak Shinta nikahan."

"Lagian lo nggak on mulu!"

"Iya nanti gue on. Toh lagian di toko sama kostan ada wifi jadi gue males beli."

"Ya tapi kan lo harus beli juga buat jaga-jaga, Ren."

"Iya Kalea, bawel banget lo kayak ibu kost."

Kalea melihat sekeliling, "Shaka mana?"

"Ke ruang ganti, mau ganti Beskap."

Kalea mengangguk sebagai jawaban kemudian mengajak Rena untuk duduk di salah satu kursi. Rena melihat seisi ruangan, tidak terlalu mengenal banyak orang  di sini. Rena hanya mengenal Kalea dan Shaka, sisanya Rena tidak tau, mungkin karena belum keliling juga sih. Shaka, Rena dan Kalea dulunya satu kelas, karena itu mereka dekat dan saling mengenal.

Acara berjalan dengan lancar sampai akad nikah selesai. Rena bisa melihat dari jauh Shaka meneteskan air mata walaupun pria itu berusaha menahan.

"Jangan cengeng!" teriak seseorang membuat Rena menoleh ke arah sumber suara yang cukup keras itu.

Pria yang berteriak tadi tertawa bersama teman-temannya, sepertinya sangat dekat dengan Shaka, pikir Rena.

"Mas Shaka cepetan nyusul biar halal kayak mbak Shinta," teriak pria yang Rena tau bernama Wildan.

Rena mengerutkan dahi, melihat ke arah tiga cowok di samping Wildan. Rena mengenal Wildan dan Jae, duanya lagi tidak.



"Ren, belum makan kan?" tanya Shaka menghampiri, sudah mengganti pakaian jadi jas.

"Belum, ini mau makan. Laper gue."

"Yaudah ayo."

"Tapi gue ke toilet dulu bentar, lo duluan aja."

"Oke gue ke tempat gudeg ya."

Semua tamu sibuk mengantri untuk mengambil makan, Rena berada di barisan paling akhir karena tadi baru dari toilet. Setelah selesai makan berat, Rena ingin mencari makanan yang manis-manis, kalau tidak makan yang manis seperti ada yang kurang bagi Rena.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang