Doddy menunggu di ruang keluarga, sesekali mengecek barang bawaan yang akan di bawa pindah ke kontrakan.
"Kamu nanti sekamar sama siapa?" tanya Mama Doddy kemudian memberikan kotak berisi berbagai macam makanan siap goreng.
"Sama Mas Brian."
"Dot, ini Mama udah siapin banyak jadi kalau kalian laper ada ayam, bebek, ikan tinggal di goreng aja. Brian kan bisa masak, nanti kamu bantu Brian masak ya. Jangan keseringan jajan makanan cepat saji terus."
"Iya Mah."
Suara klakson mobil membuat Doddy menoleh, segera membawa barang-barang menghampiri Wildan yang sudah datang.
Wildan turun dari mobil kemudiam membuka bagasi, membantu Doddy memasukkan beberapa barang bawaan.
"Wildan, ini Mama ada makanan, habisin ya. Kalau kurang bilang aja nanti biar Mama kirimin lagi."
Wildan mengangguk, "Iya, pasti habis kok. Mama tau sendiri anak-anak makannya kayak kuli semua."
Mama Doddy tertawa, "Hati-hati ya."
"Doddy berangkat dulu ya, Mah."
Tidak lupa sebelum berangkat keduanya salam pamit pada Mama Doddy.
Doddy berangkat bareng Wildan karena memang satu perumahan, jadi biar sekalian.
"Mas, gue bawa komputer, jalannya pelan-pelan."
Mata Wildan melihat spion tengah, "Itu segala kursi game lo bawa juga?"
"Biar sekalian."
"Dot, lo yang arahin jalan pake maps ya."
Doddy mengangguk kemudian mengetik alamat yang Shaka berikan. Doddy memperhatikan setiap jalan yang di lalui kemudian mengernyit merasa tidak asing. Ini jalan menuju kantornya dan rumah Nou.
Doddy menoleh, "Mas, kenapa ikut ngontrak?"
"Seharusnya gue yang nanya, lo kenapa ngontrak? gue liat ini kontrakan kagak begitu jauh banget dari kantor lo."
"Mas juga, kontrakan kan nggak terlalu jauh dari kantor."
"Iya juga, ya," Wildan mengangguk pelan.
"Ye gimana si."
"Pengen Dot, gue pengen tinggal bareng kalian biar berasa rame juga. Apalagi sebelumnya kita emang udah mau tinggal bareng kan dan sekarang kita udah bisa semua, jadi gue nggak punya alasan untuk menolak tinggal bareng kalian."
.
Wildan dan Doddy sudah sampai di alamat yang Shaka kirim. Mobil Wildan sudah terparkir, tidak lama kemudiam muncul mobil Jae yang baru juga sampai.
"Brian sama Shaka udah di dalem," kata Jae.
Wildan dan Doddy masuk lebih dulu, sedangkan Jae langsung sibuk membuka bagasi mobil. Jae mau langsung menurunkan barang saja biar saat yang lain beres-beres, Jae tinggal rebahan.
Jae memasuki rumah sambil melihat sekeliling, "Boleh juga nih."
"Mas Jae, Mas Wil, makasih ya," kata Doddy.
Wildan menoleh, "Buat?"
"Karena ikut ngontrak, karena kalian gue jadi bisa cari kontrakan yang lebih bagus dan besar dari kandidat sebelumnya," tawa Brian.
"Santai, biar kita lebih nyaman juga," balas Jae.
"Gue sengaja cari daerah sini biar kita nggak terlalu jauh kalau ke kantor," kata Shaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanficKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...