46. Nasib Yang Sama

252 39 0
                                    

"Gue duluan!" seru Jae memasuki kamar mandi dengan cepat.

Doddy yang baru saja mau memegang kenop pintu terlonjak karena Jae langsung mendahului.

"Mas, cepetan! Gue kebelet udah di ujung!" teriak Doddy sambil mengedor pintu berkali-kali.

"Mas cepetan! Lagian lo kenapa nggak pake kamar mandi di kamar lo sih?!"

"Ada Brian."

Doddy terus mengedor tapi Jae tidak menjawab. Doddy kemudian iseng memegang kenop pintu lalu membuka perlahan, tidak di kunci ternyata. Kebiasaan Jae, Shaka dan Brian, selalu lupa kunci pintu kalau sudah kebelet. Senyum jahil Doddy muncul, Doddy membuka kemudian menutup kembali pintu kamar mandi berulang kali, sementara Jae yang berdiri menghadap closet duduk sedang membuang urine tidak bergeming, di isengin saat buang air kecil atau mandi sudah biasa di rumah mereka jadi Jae tidak kaget lagi.

"Dot tutup!" seru Jae.





Wildan yang baru saja pulang segera memarkirkan mobil kemudian melepas sabuk pengaman lalu keluar. Sore ini Kalea ikut ke kontrakan Wildan untuk mengambil beberapa berkas yang harus segera di selesaikan. Kalea menutup pintu mobil tapi berdiri dengan gelisah.

"Wil, gue boleh masuk duluan gak? Mau ke kamar mandi banget, kebelet."

Wildan mengangguk, "Iya, sana gih."

Kalea yang sudah tidak tahan dengan cepat membuka sepatu kemudian membuka pintu rumah.

"Permisi." sapa Kalea memasuki rumah, matanya melihat Doddy duduk di sofa dengan kaki yang bergetar kemudian menyapa.

"Permisi ya Dot, gue kebelet pipis."

"Mbak Le, bentar dulu ada—" Badan Doddy menegak tapi Kalea sudah pergi melaluinya begitu saja.

"A-ada Mas Jae," lanjut Doddy.

"Dot, Kalea mana?" tanya Wildan yang di jawab Doddy dengan dagu yang mengarah ke kamar mandi.

Wildan mengangguk, "Gue mandi dulu, ya. Nanti bilang sama Kalea berkas yang dia cari ada di meja gue," kata Wildan kemudian masuk ke kamar.

"Ada mas Brian di kamar mandi lo."




Kalea membuka pelan pintu kamar mandi, matanya membelalak ketika melihat seseorang di sana, berdiri membelakanginya.

"Dot, iseng banget sih, tutup pintunya!" seru Jae.

Kalea menutup kembali pintu tersebut dengan pelan, urine yang tadi sudah berasa ada di ujung kini seperti menghilang. Kalea berjalan pelan menuju sofa, duduk di samping Doddy dengan mulut sedikit terbuka.

Doddy menepuk bahu Kalea, "Ada mas Jae di dalem, mbak."

Kalea melirik Doddy tajam, "Telat."

Jae keluar dari kamar mandi masih dengan membenarkan celana, matanya membelalak ketika melihat Kalea sudah duduk bersama Doddy di sofa.

"Lho Kal, di sini?"

Kalea mengangguk tanpa melihat Jae. Doddy mengulum bibir menahan tawa lalu berdiri menepuk bahu Jae, mendekatkan kepala, berbisik ke telinga Jae, "Lain kali kalau ke kamar mandi pintunya di kunci ya. Mbak Kalea hampir aja masuk tadi."

Doddy berjalan meninggalkan Jae dengan tawa yang menggelegar. Sementara Jae sudah menatap Doddy dengan tajam sembari menahan malu. Jae melihat Kalea sesekali kemudian duduk di samping Kalea tanpa bersuara. Sungguh, Jae malu.

"Wildan mana?" tanya Jae sedikit canggung.

"Udah di kamar kayaknya."

"Tumben ke sini?"

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang