14. Perasaan Shaka

435 55 15
                                    

Rena melempar diri ke kasur. Memanyunkan bibir merasa kesal karena kembali teringat Juan yang bohong padanya. Rena memejamkan mata sesaat, mencoba tenang dan sabar. Bibirnya bergetar, tangannya meremas seprei kasur. Rena tidak boleh menangis, mau sebengkak apa matanya jika menangis terus.

Badan Rena menegak, mengelus pucuk rambutnya sendiri dengan jantung yang mulai berdebar lebih cepat. Rena teringat kejadian di Cafe tadi. Rena tidak menyangka pria yang awalnya tidak Rena suka bisa berlaku manis dan begitu menenangkan. Mengingat sentuhan lembut Brian benar-benar membuat jantungnya makin berdebar lebih cepat lagi, nafasnya memburu. Beberapa detik kemudian ujung bibir Rena terangkat, senyum malu, membuat pipinya memanas dan membuatnya lupa sejenak dengan Juan.

Rena menggeleng cepat, "Rena, ayo sadar! Kenapa malah mikirin Brian? Masa gitu doang lo baper? Brian mungkin hanya empati sama lo."

Rena memegang pipinya, mengatur nafas agar kembali normal. Dering ponsel membuat Rena tersentak kemudian mengambil ponsel, dilihatnya beberapa missed call dan pesan dari Shaka.

Shaka Missed call (3)

Shaka Missed call (3)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, lo kenapa sih?" tanya Wildan yang dari tadi mendegar Shaka tertawa tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas, lo kenapa sih?" tanya Wildan yang dari tadi mendegar Shaka tertawa tidak jelas.

"Ini Brian gercep banget deketin cewek."

"Siapa?"

"Rena."

Wildan merapatkan diri pada Shaka, "Lah kok bisa deket mereka berdua?"

"Enggak tau. Padahal mereka sempet berantem di kondangan Mbak Shinta gara-gara rebutan kue, eh sekarang malah deket. Lo pernah ketemu sama Rena?"

"Pernah beberapa kali, itupun barengan sama Kalea."

Obrolan keduanya teralih ketika suara pintu terbuka, menampilkan Brian dengan satu kantong plastik berisi jus alpukat pesanan Wildan.

"Inget lho, kirain lupa. Makasih ya Mas " kata Wildan mengambil jus dari Brian.

Shaka terkekeh menatap Brian, "Kirain gara-gara kelamaan ngobrol sama cewek jadi lupa sama titipan Wildan."

"Kata siapa gue ngobrol sama cewek?" Brian ikut duduk di sofa.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang