Setelah acara pernikahan Sonia, Jae jadi lebih diam. Jae bahkan sudah satu minggu tidak mau keluar kamar kecuali berangkat kerja. Berangkat, pulang, masuk kamar, repeat. Tidak ada yang berani menganggu juga sekarang, biar tenang dulu, pikir yang lain.
"Jae belum mau makan?" tanya Shaka.
"Belum Mas," jawab Wildan.
Shaka mendudukan diri di sofa, menghela napas panjang sambil berpikir. Mungkin jika Shaka berada di posisi Jae, Shaka juga akan melakukan hal yang sama. Fakta bahwa pasangan yang sudah kita kira akan jadi pendamping hidup ternyata tidak jadi dan malah berakhir. Apalagi masalah Jae ini mau bagaimanapun solusinya akan tetap susah kecuali salah satu ada yang mau mengalah.
"Wil, coba cek ke kamarnya gih."
Jae terbaring lemas di kasur sambil menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Rasanya seperti berada di ruangan yang sangat sempit, sesak. Tidak tau sudah berapa kali Jae menghela napas kasar untuk hari ini. Minat untuk melakukan apapun hilang entah ke mana.
Wildan mengetuk kemudian membuka pintu melihat Jae yang menatap lurus ke arah langit-langit kamar dengan mata sayu dan tatapan kosong, tidak ada semangat.
Wildan menghampiri kemudian duduk dipinggir kasur.
"Hey today you looks so... goat! Do you know goat?"
Jae melirik, "Enggak usah bikin kesel."
"Cukur gih, rambut lo udah kayak kambing."
"Nanti."
Wildan menepuk bahu Jae kemudian berdiri dari duduknya, "Kalau butuh sesuatu bilang aja, anak-anak pada di depan."
Jae mengangguk, "Makasih Wil."
Wildan mengangguk sebelum menutup pintu kembali.
Jae menarik selimut berniat untuk kembali tidur tapi notifikasi pada ponsel membuat Jae menoleh, ada satu pesan di sana yang membuat Jae bangkit dari kasur kemudian keluar kamar.
Suara pintu terbuka membuat empat orang yang ada di ruang TV menoleh.
"Mas mau ke mana?" tanya Wildan.
"Mas makan ya?" tanya Doddy.
"Mau jalan-jalan? Gue siap-siap nih," tanya Brian sudah berdiri.
"Perlu sesuatu?" tanya Shaka.
Berbagai pertanyaan langsung menyambut Jae ketika membuka pintu tapi Jae hanya diam melihat teman-temannya kemudian tersenyum kecil mengambil kunci mobil.
"Ke mobil sebentar, cek barang."
Semua mengangguk sambil menatap Jae yang berjalan ke arah garasi. Brian yang sudah berdiri jadi duduk kembali, begitupun Doddy yang tadinya sudah siap mau ambilin Jae makan. Shaka, Brian, Wildan dan Doddy duduk sembari sesekali melihat ke arah garasi, memantau apa yang mau Jae lakukan.
Jae membuka pintu mobil mencari barang yang di cari sampai ke sudut-sudut mobil. Matanya makin terbuka saat menemukan barang yang di cari kemudian mengambilnya lalu kembali masuk rumah.
"Mas makan dulu, yuk," ajak Wildan.
"Gue makan di luar aja, sekalian mau ketemu temen kasih barang."
"Barang siapa?" tanya Shaka.
"Oranglah."
"Ya tau, siapa tapi?" tanya Brian gemes.
"Ada, nanti juga tau," kata Jae masuk kamar untuk ganti baju.
Doddy merapatkan duduk ke Mas masnya, "Cewek kali ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanfictionKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...