34. Timbulnya Sebuah Rasa

288 47 2
                                    

Satu tahun setelah pernikahan Sonia.



Cahaya matahari yang menyebar memasuki kamar membuat mata Jae terbuka perlahan. Jae mengerjap beberapa saat, membiarkan jiwa dalam diri terkumpul lebih dulu. Mata Jae terarah melihat jam dinding, pukul 9 pagi. Jae mengerang kecil merenggangkan badan, mengulet rasanya sangat nikmat ketika bangun tidur. Jae bangkit dari tidur kemudian mendudukan diri sesekali menggaruk leher yang tidak terasa gatal. Jae melihat sekitar, manik matanya menangkap Wildan yang sudah berkutat dengan laptop dan beberapa kertas di meja yang terlihat berantakan.

"Hari libur masih aja kerja."

Wildan menoleh, "Iya, biar enggak numpuk, Mas." kembali fokus pada laptopnya.

"Semalem lo nyampe rumah jam berapa?" tanya Jae, mengingat Wildan pulang tengah malam karena mengatar Milena dulu.

"Setengah satuan kayaknya."

Jae mengangguk kemudian menyenderkan badan pada tembok, menatap pula tembok yang ada di depannya dengan pikiran yang mulai timbul. Sesekali menghela napas dengan mata yang masih sayu.

"Baru bangun tuh lo olahraga, bukannya malah merana kayak gitu," kata Wildan.

"Gue bingung."

"Pegangan."

Jae melirik Wildan dengan wajah datar sedangkan Wildan sendiri masih asik dengan laptopnya tanpa menoleh.

"Gue takut buat maju."

"Yaudah mundur.

Jae berdecak, "Kagak jadi deh gue cerita."

Wildan mengernyit, "Emang mau ke mana?"

"Tau ah."

Wildan tertawa, "Dih ambekan."

"Lagian."

"Lagian kenapa sih? Maju tinggal maju, jangan cupu-cupu amat kenapa."

Jae kembali menggaruk leher yang tidak gatal kemudian melihat Wildan.

"Takut Wil."

"Deketin yang seiman kok takut, dulu yang beda aja berani, payah." cibir Wildan.

Jae berdecak, "Beda."

"Ya emang bedalah. Ini lo gas juga gampang mas, maksud gue gampang karena lo nggak perlu mikirin lagi mau di bawa kemana entaran hubungan lo."

"Gue bingung sama perasaan gue, Wil."

Wildan akhirnya menoleh, "Apalagi?"

Jae tampak berpikir sambil memainkan tali guling, "Gue masih ke inget Sonia, kadang sih. Gue nggak bisa bohong sama perasaan sendiri, gue sama Sonia udah pacaran lama banget terus putus gitu aja dan satu tahun kemudian dia tiba-tiba nikah? Like wow? Dia dengan mudahnya lupa dan langsung menikah, sedangkan gue? Masih aja kayak gini sama kenangan yang dia buat."

"Jangan bandingkan diri lo sama dia. Justru itu mas, lo buat kenangan baru biar kenangan lama lo terkubur."

Jae menggeleng, "Enggak semudah itu Wil, lo aja gagal."

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang