17. Sebuah Alasan

339 45 2
                                    

Jae membuka mata kemudian segera turun dari kasur lalu menuju kamar mandi. Jae terbangun karena kebelet pipis. Setelah selesai, Jae segera kembali ke kasur kemudian melihat jam dinding, pukul 3 pagi dini hari. Jae kembali turun dari kasur untuk menghampiri Wildan lalu mengoyangkan tubuhnya sembari menepuk pipi Wildan untuk segera bangun.

"Wil, bangun."

Alis Wildan bertautan dengan mata yang masih terpejam sambil mengerang. Wildan baru membuka satu matanya tapi tiba-tiba langsung melebar ketika melihat bayangan tinggi berwarna hitam sudah ada di hadapan.

"Astagfirullah!" teriak Wildan.

Jae yang ikut kaget jadi buru-buru menyalakan lampu kamar, di lihatnya Wildan sudah duduk sambil memeluk guling.

"Apa sih?"

"Lo yang apa, kalo mau bangunin pagi-pagi gini nyalain dulu kek lampunya!"

"Yee gue kan baik nih mau bangunin lo."

Wildan mengernyit "Ngapain bangunin jam segini?" tanya Wildan melihat ke arah jam, baru jam 3 pagi.

"Gue kan mau bangunin lo sholat."

"Sholat apaan? Tahajud?"

"Sholat subuh, kan biasanya lo bangun pagi-pagi buat sholat."

"Sholat subuh tuh nanti setengah 5an, tau waktu sholat subuh nggak sih?" tanya Wildan sewot.

"Enggak, kan gue kristen."

Wildan menghela nafas, "Gue nggak mau marah ya, Mas. Tapi gue sangat berterima kasih karena kebaikan lo mau bangunin sholat."

"Ya gue emang baik sih, ganteng lagi."

"Lo ngapain sih bangun jam segini? Ada kerjaan? Ada yang telfon? Eh nggak ada sih pasti, kan di tinggal nikah."

"Brengsek," kata Jae langsung menghampiri dan mengapit leher Wildan dengan lengannya.

"Mas udah ah, ayo lanjut tidur. Nanti gue harus bangun pagi nih."

.

"Nou, permen yang kemarin ada lagi kapan?" tanya Doddy tanpa menoleh, fokus main game.

"Sebulan lagi kayaknya."

Hari ini Nou main ke kontrakan sekalian Doddy mau ajak makan, tapi ketika Nou sampai Doddy bahkan belum bangun. Bahkan ketika Nou sudah membangunkan bukannya langsung siap-siap Doddy malah main game dulu, untung saja ada Jae yang ada di rumah, jadi saat menunggu Doddy bangun Nou ada teman bicara. Jae di rumah, beneran ambil cuti tapi dua hari saja.

"Permen apaan?" tanya Jae.

"Permen jelly, Mas," jawab Doddy.

"Kok lo tau-tauan?" tanya Jae.

"Itu lho mbak Donna ngerengek minta permen itu mulu, pas gue mau beli malah di borong Nou. Nou emang langganan di sana sih," jawab Doddy.

Doddy melihat Nou, "Selain di situ, di tempat lain ada nggak?"

Nou mengangkat bahu, tidak tau.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang